Senin, 01 Agustus 2016|11:24:35 WIB
RADARRIAUNET.COM - Laporan keuangan sejumlah bank selama enam bulan pertama tahun ini harus memperoleh catatan merah yang disumbang oleh rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad bahkan menyebut rasio NPL industri perbankan menyentuh puncak tertinggi di tahun ini, yakni sebesar 3 persen (gross) atau 1,3-1,4 persen (nett) per Juni 2016.
Muliaman mengatakan kenaikan NPL tersebut merupakan warisan lama yang berasal dari kredit yang disalurkan ke sektor pertambangan yang mengalami kejatuhan harga.
"NPL memang naik tapi sudah di-back up dengan kecukupan dana yang memadai sehingga NPL bersih (nett) tetap saja 1 persen," ujar Muliaman akhir pekan lalu.
Tak ayal kini masing-masing manajemen bank pun harus merancang strategi untuk menekan rasio NPL. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk misalnya. Bank dengan kode emiten BDNM itu mencatatkan peningkatan NPL akibat turunnya volume penyaluran kredit selama semester I sehingga mengurangi pembagi di rasio kredit bermasalah.
Danamon mencatat NPL (gross) naik dari 2,9 persen pada semester I tahun lalu menjadi 3,3 persen pada pada semester I tahun ini. Secara absolut NPL naik tipis jika dibandingkan semester pertama tahun lalu menjadi Rp4 triliun dari Rp3,9 triliun.
Chief Financial Officer Danamon Vera Eve Liem mengatakan sektor kredit perdagangan kecil berkontribusi besar terhadap kredit bermasalah, oleh karena itu untuk memperbaiki rasio NPL, perseoran akan lebih gencar dalam upaya penagihan kepada nasabahnya yang menunggak kredit.
"Oleh karena itu kita akan tambah sumber daya untuk upaya collection," ujar Vera saat dihubungi awak media, Senin (1/8).
Kendati demikian Vera optimis perseroan mampu menjaga raso NPL sesuai target mengingat risiko tersebut menurutnya masih dapat diatasi.
"NPL secara nominal dibanding tahun lalu kenaikannya sangat kecil secara keseluruhan masih manageable," lanjut Vera.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Ahmad Baiquni memperkirakan kualitas kredit masih menjadi tantangan pada semester kedua tahun ini.
Pada semester pertama tahun ini, BNI mencatatkan NPL di level 3 persen. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, NPL pada akhir tahun akan ditekan dan dijaga di bawah 3 persen sedikit lebih tinggi dibanding akhir 2015 yang tercatat 2,7 persen.
Baiquni mengatakan Perseroan sudah melakukan penanganan NPL dengan kebijakan konservatif pro aktif. Konservatif yaitu dengan cepat melakukan restrukturisasi pada kredit yang memburuk serta pro aktif dengan meningkatkan pencadangan.
Coverage ratio pun terus meningkat, dari 130 persen menjadi 138 persen pada akhir 2015. Sedangkan tahun ini coverage ratio akan terus ditingkatkan menjadi 142 persen hingga akhir tahun.
“Kami lihat bank-bank lain rata-rata coverage ratio 140 persen, sepanjang itu tercapai rasanya kita tidak nambah lagi,” ujar Baiquni.
Meski rasio NPL nya turun Direktur Utama PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk Maryono mengatakan perseroan tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Tercatat selama semester I-2016 NPL BTN turun menjadi 3,41 persen dibanding semester I tahun lalu yang sebesar 4,70 persen.
Maryono mengatakan BTN telah berusaha menerapkan prinsip kehati-hatian guna menekan laju kredit bermasalah tersebut. Salah satunya dengan melakukan kegiatan yang sifatnya preventif seperti memberikan surat kepada nasabah yang terlambat membayar kreditnya pada saat jatuh tempo.
"Restrukturisasi penjualan dan penagihan yang penting dilakukan. Selain itu, melakukan lelang dan jumlah utang juga dilakukan dengan dua cara yaitu eceran dan gelondongan," ujar Maryono
Tren kenaikan NPL diperkirakan masih akan terus terjadi kedepannya. Head of Research NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan jika agresivitas perbankan dalam menyalurkan kredit masih tinggi, namun tidak didorong oleh perbaikan ekonomi secara makro, maka ada kemungkinan NPL di akhir tahun bisa sedikit lebih tinggi dari angka di bulan Juni lalu.
"Sekarang tinggal bagaimana masing-masing bank pasang strategi untuk merapihkan NPL nya," jelasnya.
cnn/radarriaunet.com