BRI Rajin Tambah Likuiditas untuk Turunkan Bunga Kredit
Dirut BRI Asmawi Syam menyatakan suku bunga kredit hanya bisa ditekan jika likuiditas BRI terjaga. cnn

BRI Rajin Tambah Likuiditas untuk Turunkan Bunga Kredit

Kamis, 18 Agustus 2016|08:49:03 WIB




RADARRIAUNET.COM - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memproyeksi suku bunga pinjaman hingga akhir tahun bisa terus diturunkan. Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, hal tersebut hanya bisa dilakukan selama perusahaan yang dipimpinnya mempunyai cukup likuiditas dan sumber dana dengan harga yang murah.

Maklum, persentase pertumbuhan kredit BRI dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank spesialis Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu cukup menjadi perhatian. Selama semester I 2016, kredit BRI tumbuh 17,3 persen, lebih tinggi dari pada pertumbuhan DPK-nya yang hanya 14,5 persen.

BRI juga membukukan kenaikan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) dari 7,88 persen pada semester I tahun lalu menjadi 8,43 persen pada semester I 2016 lalu.

Asmawi membantah kenaikan NIM tersebut akibat perseroan enggan menurunkan suku bunga pinjaman, namun terjadi akibat perseroan mampu mengelola kas sehingga biaya dana (cost of fund) menjadi murah.

"Sekarang di benak kami bagaimana mendapat likuiditas dalam jumlah besar dan murah. Kalau ini bisa dilakukan pertanyaan terkait suku bunga hingga margin bunga bersih (NIM) pasti akan terjawab," ujar Asmawi, Senin (15/8).

Hingga akhir Juni, posisi DPK BRI telah mencapai Rp656,1 triliun atau meningkat 14,5 persen. Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang tumbuh 54,1 persen.
    
Ke depannya, Asmawi melihat pertumbuhan kredit masih akan terjaga. Oleh sebab itu perseroan berencana menerbitkan surat utang atau obligasi dalam rangka Penerbitan Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total Rp10 triliun hingga surat utang jangka pendek (Medium Term Notes) senilai Rp5 triliun pada Oktober mendatang.

Ikut Aturan Baru

Selain itu manajemen BRI juga bertekad terus menjaga rasio pinjaman terhadap likuiditas (Loan to Deposit Ratio/LDR) di level 90 persen.

Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI juga mengkaji pengaruh perubahan acuan moneter Bank Indonesia (BI) 7 Days Reverse Repo Rate terhadap penurunan suku bunga. Yang pasti menurutnya, BRI akan membuat kebijakan internal yang berfungsi menindaklanjuti perubahan acuan moneter tersebut.

“Kami pahami dulu kebijakan ini. Soalnya pemahaman kami itu adalah memepercepat transmisi kebijakan moneter ke kebijakan pebisnis. Perkiraan kami yang paling responsif terhadap perubahan suku bunga ini adalah di segmen konsumer terutama di segmen kredit ritel," katanya.


cnn/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE