Terduga Teroris Batam Belum Terbukti Akan Serang Singapura
Kabiro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Agus Rianto menyebut kepolisian masih perlu mendalami sejumlah hal sebelum memastikan rencana enam terduga teroris yang ditangkap di Batam. cnn

Terduga Teroris Batam Belum Terbukti Akan Serang Singapura

Sabtu, 06 Agustus 2016|14:22:55 WIB




RADARRIAUNET.COM - Polri belum mempunyai barang bukti yang menyatakan enam terduga teroris di Batam, Kepulauan Riau, akan melancarkan serangan roket ke Marina Bay, Singapura. Kepolisian baru selesai menggeledah lokasi penangkapan Jumat siang. 
 
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Agus enggan Rianto memaparkan perkembangan informasi penggeledahan itu secara detail. Polisi masih membutuhkan pendalaman informasi pekan depan.
 
"Sudah cukup, itu dulu saja. Kan baru tadi pagi ditangkap, sekarang baru penyelidikan, jadi saya belum tahu," kata Agus di Jakarta, Jumat(5/8).
 
Agus mengaku belum dapat memastikan dugaan rencana serangan teror ke Singapura itu. "Saya tidak akan menjawab sekarang," ujarnya.
 
Sebelumnya, di Semarang, Jawa Tengah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut enam terduga teroris yang ditangkap di Batam pagi tadi hendak menyerang Singapura.
 
"Saya tegas menyatakan, mereka berencana melakukan serangan di Singapura dan Batam," ujarnya, seperti dilansir Antara.
 
Tito berkata, para terduga teroris itu berjejaring dengan Bahrun Naim, sosok yang disebut Polri memiliki pengaruh di Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Bahrun kini diduga berada di Suriah.
 
Tidak hanya itu, Tito menyebut pimpinan kelompok Batam yang berinisial GHD (31 tahun) juga pernah berhubungan dengan Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di markas Polresta Surakarta.
 
Enam orang terduga teroris yang dimaksud Tito adalah GRD (31 tahun), TS (46), ES (35), T (21), HGY (20), dan MTS (19).
 
Agus memaparkan, GRD pernah menyusun taktik penyerangan ke sejumlah tempat di Indonesia bersama Bahrun Naim. Bahrun disebut memiliki peran di Mujahidin Indonesia Timur. Polisi menduga Bahrun saat ini berada di Suriah. 
 
Menurut Agus, GRD dan Bahrunmenyiapkan bom bunuh diri di sejumlah tempat keramaian dan obyek vital, termasuk kantor kepolisian. 
 
"Mereka juga ingin mengembangkan sel teroris yang mereka inginkan selain di Indonesia juga beberapa negara di Asia Tenggara," kata Agus. 
 
Agus mengatakan, dari informasi yang diperoleh kepolisian, GRD disebut menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan radikalisme di Indonesia. Sumber dana tersebut berasal dari Bahrun Naim. 
 
"GRD sebagai fasilitator keberangkatan mereka yang ingin bergabung ke Suriah melalui Turki. Dia membantu orang berangkat ke Suriah apakah akomodasi atau dukungan anggaran," kata Agus.
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE