Sabtu, 30 Juli 2016|10:03:46 WIB
RADARRIAUNET.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi langsung sebesar Rp298,1 triliun sepanjang semester pertama 2016. Angka itu meningkat 14,79 persen dibandingkan capaian tahun lalu Rp259,7 triliun.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, dengan demikian realisasi investasi sampai akhir Juni lalu telah mencapai 50,1 persen dari target sebesar Rp594,8 triliun sepanjang tahun ini. Ia pun optimis target akhir tahun bisa tercapai, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk realisasi, saya katakan ini masih on track dengan capaian 50,1 persen meski di kuartal II ini banyak tantangan sepert Brexit dan peristiwa lain yang jadi sentimen investor. Pertumbuhan realisasi ini juga di atas rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), jadi kami lihat ini sangat menggembirakan," ujar Thomas, Jumat (29/7).
Dari angka investasi tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) masih mendominasi dengan kontribusi 65,58 persen setara Rp195,5 triliun. Sisa 34,42 persen lainnya tentu saja dikontribusi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kendati demikian, ia melihat adanya perbaikan pada proporsi PMDN dari tahun lalu dengan besaran 32,9 persen.
"Kami melihat ini disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan dalam negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Kami rasa itu bagus, karena optimisme dalam negeri seharusnya bisa menular ke luar negeri," katanya.
Melengkapi ucapan Thomas, Deputi bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, sektor yang paling berkontribusi dalam realisasi investasi semester lalu adalah industri kertas dan percetakan dengan nilai Rp32,71 triliun, atau 12,5 persen dari total realisasi investasi.
Azhar menyebut, itu disebabkan oleh pembangunan pabrik milik PT. OKI Pulp and Paper di Sumatera Selatan dengan nilai yang sangat signifikan.
Sebagai informasi, pabrik OKI Pulp and Paper menelan dana hingga Rp35 triliun dan digadang bisa menghasilkan ekspor senilai Rp20,8 triliun (US$1,5 miliar) pada tahun pertama.
"Akibat OKI Pulp and Paper, maka tak heran jika Sumatera Selatan masuk di posisi lima besar provinsi dengan penanaman modal terbanyak di semester ini," jelasnya.
Selain industri kertas, sektor lain yang berkontribusi terhadap realisasi investasi pada paruh pertama tahun ini adalah industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi dengan nilai Rp30,5 triliun, atau 11,7 persen dari total nilai realisasi investasi.
Dalam hal ini, Azhar mengatakan kontribusi terbesar berasal dari pembangunan pabrik karet sintetis di Banten oleh PT. Synthetic Rubber Indonesia, yang merupakan anak usaha Compagnie Financiere Du Groupe Michelin (Michelin) dan PT. Chandra Asri Petrochemical.
"Di samping itu, kami juga menemukan adanya realisasi investasi yang meningkat di petrokimia, sehingga menyebabkan investasi di industri kimia juga cemerlang. Kami sebetulnya sangat optimistis di semester pertama ini dan yakin hingga akhir tahun target bisa tercapai," kata Azhar.
Sebagai informasi, BKPM memasang target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp594,8 triliun, atau meningkat 9,06 persen dibanding realisasi tahun lalu sebesar Rp545,4 triliun. Target itu terdiri dari PMA sebesar Rp386,4 triliun dan PMDN sebesar Rp208,4 triliun.
cnn/radarriaunet.com