SMF Gandeng Bank Dunia Biayai KPR Mikro
SMF menggandeng Bank Dunia kerja sama untuk biayai pembiayaan KPR masyarakat berpenghasilan rendah. cnn

SMF Gandeng Bank Dunia Biayai KPR Mikro

Rabu, 27 April 2016|16:51:58 WIB




RADARRIAUNET.COM - Perusahaan pembiayaan sekunder perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) tengah membahas program kerja sama pembiayaan Kredit Pemilik Rumah (KPR) dengan Bank Dunia (World Bank). Kerja sama ini ditujukan untuk menyasar pembiayaan KPR masyarakat berpenghasilan rendah.
 
Raharjo Adisusanto, Direktur Utama SMF mengatakan, kerjasama ini merupakan lanjutan atas rancangan peta jalan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PU-Pera) untuk mengurangi selisih pasokan dan permintaan rumah (backlog) di Tanah Air.
 
Sebagai tahap awal, Bank Dunia akan berperan sebagai pembantu teknis dalam program pemberian subsidi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) swadaya atau Saving Subsidy Housing Finance (SSHF). Saat ini, programnya masih digodok oleh Kementerian PU-Pera.
 
KPR swadaya atau KPR mikro ini membidik masyarakat berpendapatan sekitar Rp 1,5 juta. Program tersebut akan meringankan beban masyarakat yang ingin mempunyai rumah pertama. 
 
"Di dalam peta jalan itu Bank Dunia memberikan rekomendasi untuk memperkuat peran SMF sebagai lembaga penyalur pembiayaan yang memang memiliki dana-dana jangka panjang," ujar Raharjo di Graha SMF, Rabu (27/4).
 
Pada kesempatan yang sama, Trisnadi Yulrisman, Direktur Manajemen Risiko & Dukungan Kerja SMF menuturkan kajian kerja sama tersebut sudah dilakukan sejak tahun lalu atau sejalan dengan penyusunan RPJMN.
 
Diharapkan, kerja sama ini nantinya bisa mengatasi kebutuhan pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak masuk dalam kategori KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
 
Selama ini, program FLPP hanya bisa diakses oleh masyarakat yang memiliki penghasilan maksimum sebesar Rp3,5 juta untuk rumah tapak dan Rp5,5 juta untuk apartemen kecil. 
 
"Padahal, kenyataannya, masih banyak masyarakat yang penghasilannya hanya Rp1 juta-Rp2 juta. Biasanya mereka sulit akses ke bank, apalagi mengajukan kredit," katanya.
 
Trisnaldi berharap, kerja samanya dengan lembaga donor internasional tersebut bisa terealisasi tahun ini juga. "Kami mau, mudah-mudahan Bank Dunia ikut berpartisipasi memberikan pendanaan pembiayaan perumahan," pungkasnya. 
 
 
 
lex/cnn/rrn/dw/nesta/ melanie






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE