Pelaku Paparkan Kronologi Mutilasi Ibu Hamil di Tangerang
Ilustrasi perempuan korban pembunuhan. Niekverlaan/Pixabay

Pelaku Paparkan Kronologi Mutilasi Ibu Hamil di Tangerang

Kamis, 21 April 2016|19:28:02 WIB




RADARRIAUNET.COM - Pelaku pembunuh perempuan hamil di Tangerang, AG, membunuh kekasihnya, Nur Atikah, karena mengaku kesal dengan permintaan korban yang ingin dilamar. Penjelasan tersebut disampaikan AG kepada penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal umum Polda Metro Jaya. 
 
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti menceritakan pelaku dan korban pertama kali bertemu pada Juli 2015 di rumah makan Padang Gumarang, Tangerang. Saat itu Nur bekerja sebagai kasir, sementara AG adalah kepala rumah makan Padang tersebut. 
 
Keduanya terus menjalin hubungan dekat melalui telepon dan pesan singkat. Nur mengaku janda dengan satu anak sedangkan AG masih bujang. Keduanya kemudian sepakat untuk tinggal bersama di sebuah rumah kontrakan di dekat Pasar Cikupa, Tangerang.
 
"Setelah tinggal bersama, korban baru tahu kalau AG ini sudah punya istri dan tinggal di Bogor. Mereka, jadi sering bertengkar dan korban meminta untuk segera dilamar," ujar Khrisna, Kamis (21/4).
 
Pelaku semakin kesal lantaran korban sering memarahinya karena sering pulang larut malam. AG pun berniat membunuh kekasihnya itu.
 
Menurut Khrisna, pelaku sempat merasa ragu dalam rencananya untuk membunuh korban. Pelaku sempat meminta pertimbangan pada temannya yang berinisial VAL, apakah membunuh orang itu dosa besar atau tidak.
 
Pelaku kembali menanyakan hal tersebut pada ER, pegawai di rumah makan Padang yang belakangan diminta untuk membuang potongan tubuh korban.
 
"AG tanya ke ER 'pernah enggak bunuh orang?'. Tapi ER bilang enggak pernah karena takut," ucap Khrisna menirukan pelaku.
 
Hingga 10 April lalu, lanjut Khrisna, korban menanyakan lagi pada pelaku kapan akan pulang ke rumah orang tuanya di Banten untuk melamar. Namun pelaku meminta pada korban untuk bersabar karena tidak bisa buru-buru pulang.
 
Korban yang merasa kesal langsung mendorong pelaku hingga terjatuh dan mengeluarkan kata-kata kasar. Pelaku yang merasa tidak dihargai, kata Khrisna, membalas dengan mencekik dan membanting tubuh korban.
 
"Korban sempat teriak minta tolong tapi AG semakin kuat mencekik leher korban. Saat dilepas ternyata korban sudah tewas," ucap Khrisna.
 
Pelaku kemudian memotong tangan korban untuk menghilangkan jejak perbuatannya menggunakan sebuah golok yang disimpan di bawah televisi. Setelah memotong tangan korban, pelaku kemudian membungkusnya dalam sebuah plastik besar.
 
Krisna menuturkan, pelaku kemudian mengajak ER ke rumahnya untuk membantu membuang potongan tangan korban. Namun selama di rumah pelaku, kata Khrisna, ER hanya menunggu di depan rumah.
 
"Saat di jalan ER sempat tanya kenapa bungkusannya berat, tapi pelaku tidak menjelaskan. Dia cuma minta agar bungkusan itu segera dibuang," tutur Khrisna.
 
Bungkusan berisi potongan tangan itu kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah Bugel, Tigaraksa, Tangerang. Pelaku kemudian tak kembali ke rumah dan memilih tidur di mess yang ada di rumah makan Padang. 
 
Keesokan harinya pada 11 April 2016, pelaku kembali ke rumah untuk membersihkan darah dan memotong kedua kaki korban.
 
Potongan kaki itu kemudian dibuang di dekat Sungai Surya Toto, Desa Cibadak, Tangerang. Sementara jasad korban dibiarkan begitu saja di dalam rumah hingga menyebarkan bau busuk. Pelaku langsung menghilang usai melakukan aksinya.
 
"13 April warga menemukan jasadnya," ujar Khrisna.
 
Kepolisian akhirnya menangkap pelaku mutilasi perempuan hamil, yakni AG, di sebuah rumah makan Padang Salero Bundo, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu (20/4).
 
Penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang menyebutkan adanya orang mirip AG di Surabaya. Rencananya pelaku akan langsung diterbangkan ke Jakarta hari ini. 
 
 
cnn/ rrn/ h24/ alx






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE