RADARRIAUNET.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengonfirmasi keterkaitan antara virus Zika dengan mikrosefalus dan cacat lahir lainnya, pekan lalu.
Direktur CDC Dr Tom Frieden mengatakan konfirmasi tersebut merupakan titik balik pertama dari kasus epidemi Zika yang menyerang Amerika Latin, dan kini mulai masuk ke Amerika Serikat.
“Studi ini jadi titik terang tentang Zika,” kata Frieden, dikutip CNN.
Sebelumnya, agensi kesehatan itu mengatakan hubungan antara Zika dan cacat lahir, termasuk mikrosefalus, belum pasti. Namun, bukti dari berbagai penelitian yang dilakukan semakin memperkuat keterkaitan antara dua hal tersebut. Hal itulah yang membuat CDC melakukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan CDC, menemukan virus Zika di jaringan fetus, padahal tidak ada faktor lain yang bisa menyebabkan kehadiran Zika. Virus tersebut kemudian memicu serangkaian kejadian yang berujung pada cacat lahir, termasuk mikrosefalus. Hasil penelitian itu dipublikasikan secara daring di New England Journal of Medicine.
Berdasarkan bukti-bukti tersebut, CDC berhasil mengisolasi dua kriteria penyebab cacat lahir. Apakah disebabkan patogen atau pengaruh lingkungan.
“Kami mulai menggunakan kriteria itu sekitar sebulan yang lalu, untuk melihat penyebab utama cacat lahir. Kami ingin melakukan ini dengan cara yang sistematis,” papar Dr. Sonja Rasmussen, ketua peneltian dan pemimpin redaksi laporan mingguan Morbidity and Mortality dari CDC.
CDC meneliti kasus mikrosefalus di Brasil, antara bulan Juli dan Desember 2015. Mereka meneliti MRI dan CT scans dari 23 bayi dan menemukan kebanyakan dari mereka punya kerusakan otak yang parah, yang mengganggu fungsi saraf.
Rasmussen mengatakan tidak ada faktor lain untuk menjelaskan peningkatan angka cacat lahir dari wanita yang terinfeksi virus Zika saat hamil. Frieden mengatakan, itu seperti menyatukan potongan-potongan puzzle.
Beberapa waktu lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan Zika menyebabkan mikrosefalus dan sindrom Guillain-Barré. Sementara CDC mengatakan mereka belum berani mengonfirmasi hubungan Zika dan Guillain-Barré.
Adapun kaitan Zika dan mikrosefalus telah mencapai konklusi final, melalui penelitian lebih dari 1000 kasus mikrosefalus dan cacat lahir lainnya, yang ditemukan di enam negara.
Meskipun begitu, Rasmussen mengatakan dia belum bisa menentukan seberapa besar risiko Zika menyebabkan mikrosefalus pada ibu hamil.
“Ada faktor lain juga yang bisa menyebabkan mikrosefalus pada ibu hamil,” sebut Rasmussen, yang mengatakan akan melakukan penelitian lebih lanjut.
CDC menyebut, mikrosefalus yang disebabkan Zika menyebabkan kondisi gangguan saraf dan cacat yang lebih parah dibanding mikrosefalus karena faktor lain. Hal itu termasuk ukuran kepala yang lebih kecil serta gangguan perkembangan jaringan otak pada bayi.
Di samping itu, CDC juga akan melakukan penelitian lanjutan guna mengetahui penyakit-penyakit lain yang yang disebabkan oleh Zika.
“Ini adalah masalah kesehatan serius. Belum ada dalam sejarah, situasi yang begitu pelik hanya akibat gigitan nyamuk,” sebut Frieden.
Amerika Serikat sendiri semakin waspada terhadap epidemi Zika. Pesiden Barrack Obama akan menandatangani peraturan perundangan baru yang menawarkan insentif, bagi perusahaan yang membantu penelitian dan produksi vaksin Zika. AS telah menggelontorkan dana sebesar US$1,9 miliar untuk mengatasi Zika.
les/ cnn/ rrn