The Fed Tak Bosan Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga
Mengingat begitu banyaknya risiko yang dihadapi perekonomian Amerika, Gubernur The Fed Janet Yellen menegaskan penaikan suku bunga akan dilakukan hati-hati. (REUTERS/Jonathan Ernst).

The Fed Tak Bosan Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga

Rabu, 30 Maret 2016|10:36:52 WIB




Jakarta (RRN) - Gubernur Bank Sentral Amerika (The Federal Reserve) Janet Yellen kembali memberi sinyal akan menaikkan suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan. Namun mengingat begitu banyaknya risiko yang dihadapi perekonomian Amerika, Yellen menegaskan penaikan suku bunga akan dilakukan secara hati-hati.
 
“Pertumbuhan ekonomi global, rendahnya harga minyak dunia, dan ketidakpastian ekonomi China membuat penaikan suku bunga dilakukan bersamaan dengan pemulihan ekonomi Amerika,” kata Yellen dalam pidatonya tadi malam seperti dikutip Reuters, Rabu (30/3).
 
Menurut Yellen, laju ekonomi Amerika bergerak bervariasi mengikuti sejumlah indikator yang menguntungkan dan juga merugikan. Di satu sisi, jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap industri Amerika sebanyak 230 ribu orang per bulan dalam tiga bulan terakhir. Akibatnya tingkat pengangguran turun tipis.
 
Selain itu belanja rumah tangga meningkat seiring dengan daya beli masyarakat yang naik.
 
Namun akibat pidatonya tersebut, Yellen harus menyaksikan pelemahan dolar terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di perdagangan New York pada Selasa (Rabu pagi WIB).
 
Kantor berita Antara melaporkan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,8 persen menjadi 95,137 pada akhir perdagangan.
 
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1298 dolar dari 1,1206 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4386 dolar dari 1,4260 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7637 dolar dari 0,7544 dolar.
 
Dolar dibeli 112,74 yen Jepang, lebih rendah dari 113,28 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun menjadi 0,9661 franc Swiss dari 0,9736 franc Swiss, dan turun tipis ke 1,3056 dolar Kanada dari 1,3173 dolar Kanada.
 
Alx/ CNN
 






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE