Pengacara Duga Motif Pembunuh Mirna Incar Asuransi USD5 Juta
Tersangka pembunuh menggunakan sianida, Jessica Kumala Wongso (kedua dari kiri) berjalan dikawal saat kembali ke Polda Metro Jaya usai menjalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2016. (CNN Indonesia/Joko

Pengacara Duga Motif Pembunuh Mirna Incar Asuransi USD5 Juta

Ahad, 06 Maret 2016|21:34:44 WIB




Jakarta (RRN) - Pengacara Jessica Kumala Wongso, Yudi Sukinto Wibowo menduga ada motif uang di balik pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Ia menyebut, keluarga Mirna mendapat uang sebesar USD5 juta dari pihak asuransi jiwa di luar negeri atas meninggalnya Mirna.
 
"Saya curiga ada asuransi jiwa atas nama Wayan Mirna dengan jumlah besar di luar negeri. Kalau motif dibunuh maka (pembunuh Mirna) dapat asuransi USD5 juta," ujar Yudi dalam pesan singkat kepada media, Jumat (4/3).
 
Pernyataan Yudi terlontar manakala menilai Jessica telah dijadikan kambing hitam dalam kematian Mirna. Padahal, menurut Yudi, ada pihak lain yang sebenarnya bertanggung jawab atas kematian Mirna.
 
"Mengapa yang disangka Jessica terus? Padahal tidak menutup kemungkinan orang lain selain Jessica," ujarnya.
 
Lebih lanjut, selain yakin bukan Jessica sebagai pembunuh Mirna, Yudi menyebut kematian Mirna yang diduga disebabkan oleh zat sianida terbilang janggal. Ia menduga kematian Mirna justru karena sakit.
 
Yudi mengklaim, sebagai seorang pengacara dirinya telah diajarkan bagaimana cara menilai kematian wajar atau tidak. Namun, karena tidak memilki kewenangan seperti polisi, dirinya hanya bisa menyampaikan sesuai dengan logika.
 
"Kalau sianida diminum pukul 16.00 WIB. Meninggalnya Mirna pukul 18.00 WIB. Kalau racun sianida tidak selama itu. Pasti dia ada sakit yang lain," ujar Yudi.
 
Sebelumnya, Jessica disangka melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana dan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Dengan Sengaja dengan ancaman maksimal hukuman mati.
 
Jessica dan Mirna mulai berteman ketika sama-sama berkuliah di Billy Blue College of Design. Berbeda dengan Mirna yang lagsung kembali ke Indonesia usai lulus, Jessica lebih memilih bekerja terlebih dahulu di Australia, tepatnya di New South Wales Ambulance sebagai seorang desain grafis.
 
Jessica baru pulang ke Indonesia pada 5 Desember 2015 untuk mencari pekerjaan. Saat itulah dia menjalin komunikasi dengan Mirna dan sepakat bertemu di Restoran Olivier, 6 Januari lalu.
 
Pada pertemuan di Olivier itu, Jessica tiba dua jam lebih awal dari waktu yang ditentukan. Jessica lantas memesan es kopi vietnam untuk Mirna sesuai permintaan Mirna, dan cocktail serta fashioned fazerac untuk dia dan Hani, sahabat mereka yang juga ikut bertemu.
 
Namun pertemuan itu berakhir petaka karena Mirna tewas usai meminum seteguk kopi tersebut. Hasil uji laboratorium forensik Mabes Polri menunjukkan kopi itu mengandung sianida sekitar tiga gram yang cukup untuk membunuh empat sampai lima orang sekaligus. 
 
KPC/ RRN
 






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE