Surya Paloh: Usut Tuntas Pencatut Nama Presiden dan Wapres ke Freeport.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Bandara Halim Perdana Kusuma beberapa waktu lalu./FOTO: kompas.com

Surya Paloh: Usut Tuntas Pencatut Nama Presiden dan Wapres ke Freeport.

Jumat, 13 November 2015|10:54:54 WIB




JAKARTA (RRN) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem Surya Paloh mendorong agar tokoh politik yang mencatut nama Presiden RI ke PT Freeport diusut tuntas. Menurut Paloh, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga perlu menyelidiki penuturan Sudirman. "Usut tuntas (pencatut nama Presiden dan Wapres ke Freeport) dan Nasdem akan dukung sepenuhnya. Saya pikir KPK harus masuk itu," kata Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (11/11/2015).


Paloh yakin Menteri ESDM Sudirman Said memiliki bukti kuat soal tokoh politik yang mencatut nama Presiden. Ia menilai, masalah ini akan menjadi polemik yang liar jika tidak diusut tuntas. "Ini kalau tidak terungkap nanti dikira ada yang main mata. Kalau tidak ada yang proaktif, kita yang proaktif," ungkapnya.


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebelumnya menyebutkan ada tokoh politik yang sangat berkuasa mencoba menjual nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kepada Freeport. Dengan mencatut nama Presiden dan Wapres, politisi itu menjanjikan ke Freeport agar kontrak bisa segera diberikan. "Seolah-olah Presiden minta saham. Wapres juga dijual namanya. Saya sudah laporkan kepada keduanya. Beliau-beliau marah karena tak mungkin mereka melakukan itu," ujar Sudirman Said.


Sementara,  Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Husain Abdullah, membenarkan adanya pencatutan nama Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport di Indonesia. Pencatutan itu, disebut dia, dilakukan oleh seorang pejabat berpengaruh. "Yang namanya nama dicatut pastilah orangnya marah. Yang parah, orang yang mencatut (adalah) pejabat berpengaruh," kata Husain saat dihubungi, Rabu (11/11/2015).


Namun, Husain tidak bersedia mengungkap nama tokoh politik yang disebutnya "pejabat berpengaruh" dan mencatut nama kepala negara itu.  Dia pun belum dapat memastikan kemungkinan Kalla mengadukan pencatutan namanya itu ke aparat penegak hukum. Husain hanya menyatakan bahwa dirinya yakin dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said. Sudirman-lah yang pertama kali membeberkan adanya oknum yang "menjual" nama Presiden dan Wakil Presiden kepada Freeport.


Dia yakin Sudirman memiliki bukti kuat soal itu. "Ini masalah serius karena menyangkut nama baik Presiden dan Wapres. Pencatutan nama tersebut adalah sesuatu yang tidak sehat dalam pemerintahan kita," ungkapnya. (teu/kcm)
 







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE