Senin, 26 Oktober 2015|12:56:53 WIB
DUMAI (RRN) - Puluhan massa dari Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat Kota Dumai gelar aksi damai dan menuntut pemerintah daerah mencarikan solusi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di pasaran.
Informasi dihimpun Rabu 21 Oktober 2015, karena kelangkaan elpiji sudah dirasakan masyarakat selama dua bulan terakhir, sehingga elemen mahasiswa dari berbagai organisasi dan perguruan tinggi di Dumai ini menggelar unjuk rasa.
Massa menggelar aksi damai di sejumlah ruas jalan, diawali dari Perempatan Jalan Sudirman dan Jalan Sultan Syarief Kasim, dilanjutkan ke Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Gedung DPRD setempat.
"Kami meminta agar pengawasan takaran massa tabung elpiji bersubsidi ini bisa diperketat karena banyak ditemukan berat yang hanya dua kilogram," kata Koordinator Lapangan Ilham Ma'arief.
Dalam orasi, massa menyampaikan sejumlah pernyataan sikap, yaitu, menuntut solusi atas kelangkaan elpiji tiga kilogram, menelusuri dan tindak tegas pengusaha nakal sehingga menyebabkan terjadinya kelangkaan.
Mahasiswa juga meminta Disperindag untuk mencabut izin pengusaha yang menaikkan harga elpiji tabung "melon" tersebut secara sepihak jika terbukti dan mengupayakan stabilitas harga sesuai ketentuan berlaku.
"Pemerintah harus melakukan pengendalian distribusi elpiji bersubsidi ini sesuai kebutuhan masyarakat dan supaya tidak terjadi kelangkaan stok di pasaran," ungkapnya.
Kepala Disperindag Dumai Zulkarnaen mengklaim tidak terjadi kelangkaan elpiji 3 Kg karena sudah melakukan pemeriksaan di seluruh agen resmi yang ditunjuk sebagai penyalur.
Disperindag juga sudah berupaya untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji tersebut dengan berbagai upaya, misalnya mengusulkan penambahan kuota dan penetapan harga eceran tertinggi.
"Pihak agen menyatakan tidak ada masalah dengan stok dan tidak langka, kemudian untuk harga sudah diusulkan naik jadi Rp18 ribu pertabung," ungkapnya.
Kondisi yang terjadi, lanjut dia, permintaan elpiji tidak hanya dinikmati masyarakat golongan menengah kebawah saja, karena banyak keluarga mampu beralih menggunakan bahan bakar gas tersebut.
Dia berjanji jika agen atau pangkalan terbukti melakukan penyelewengan akan ditindak tegas hingga berujung pencabutan izin.
Aksi damai dilakukan puluhan mahasiswa dari HMI, GMKI, Formasi, Perwakilan BEM se Riau, BEM AKRI, BEM IAI Tafaqquh Fiddin, BEM STT, BEM STMIK dan BEM AMIK. (amr/fn)