BELFAST (RR) - Berawal dari permintaan sederhana seorang penumpang, sebuah pesawat United Airlines rute Roma-Chicago terpaksa mendarat di Bandara Internasional Belfast, Irlandia Utara, dan menyebabkan sejumlah penumpang terlantar.
Jeremiah Mathis Thede, asal California, dihadirkan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Coleraine kemairin untuk menghadapi dakwaan 'membahayakan keselamatan dalam penerbangan, berlaku agresif dan mengancam kru pesawat'.
Dalam persidangan, seorang polisi menceritakan awal mula kejadian sebelum pesawat terpaksa mendarat di bandara Belfast. Ia mengatakan 15 menit setelah pesawat lepas landas, Thede berdiri dan meminta kepada kru pesawat untuk memberikan cemilan kacang atau biskuit.
Tindakan Thede ini melanggar aturan karena lampu tanda sabuk pengaman masih menyala hijau. Thede menolak untuk duduk kembali dan memasang sabuk pengaman sebelum permintaannya dikabulkan.
Kru pesawat akhirnya memberikan kacang kepada Thede. Ia pun bersedia duduk kembali, namun 10 menit kemudian ia berdiri dan meminta cemilan lebih.
Kru pesawat pun mengatakan akan memberikan cemilan tersebut, tetapi dengan satu kondisi yakni jika masih ada yang tersisa setelah semua penumpang dilayani.
Polisi kemudian mengatakan bahwa Thede menyangkal jawaban dari kru pesawat dengan kalimat, "saya bisa mendapatkan kacang dan biskuit sebanyak yang saya mau".
Beberapa penumpang lain mulai khawatir dengan sikap Thede. Selain meminta kacang, Thede juga kerap kali berdiri-duduk, membuka loker bagasi, menutup jalur lalu-lalang penumpang dan mondar-mandir menuju toilet.
Pilot pesawat pun akhirnya meminta sejumlah pria untuk duduk di sekitar Thede, khawatir jika kemudian Thede melakukan kekerasan.
Pilot juga memutuskan memutar arah menuju ke Bandara Internasional Belfast, 32 kilometer dari pusat kota, di saat pesawat telah berada di Atlantik. Hal ini menyebabkan setidaknya 50 ribu liter avtur terbuang sia-sia.
Jaksa penuntut mempertanyakan jumlah kerugian akibat kejadian ini.
"Mungkin sekitar 300 ribu-350 ribu pound sterling (Rp7,35 miliar). Ini untuk kompensasi kepada penumpang. Ada 269 penumpang yang tidur di pelataran terminal bandara karena tidak ada kamar hotel untuk mereka," ujar polisi.
Sementara itu, Thede membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa reaksi pilot berlebihan.
"Ia mengatakan itu bukan dirinya, ada teori konspirasi yang menyerangnya, orang-orang menuduhnya," ujar polisi.
Kuasa hukum Thede mengatakan faktor penyebab tindakan agresif Thede bukan berasal dari alkohol. Tim dokter kepolisian telah memeriksa Thede setelah dirinya ditangkap dan diperiksa.
"Posisinya, dia tidak melakukan sesuatu yang salah dan secara efektif ini adalah reaksi yang berlebihan dari kru pesawat, mereka yang bertanggung jawab," ujar kuasa hukum tersebut.
Polisi menolak pemberian jaminan lantaran khawatir jika Thede kabur dari pengadilan.
Thede pun akhirnya ditahan hingga persidangan selanjutnya pekan depan. Selain itu, hakim Christopher Holmes juga memerintahkan kepada tim dokter untuk melakukan tes kejiwaan terhadap Thede. (cnn/rr)