MOSKOW (RR) - Rusia berencana untuk memperpanjang larangan masuk terhadap makanan dari negara Barat selama enam bulan dimulai sejak Agustus. Perpanjangan ini dilakukan setelah Uni Eropa setuju untuk memperpanjang sanksi terhadap Moskow.
Sebelumnya, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia sampai 31 Januari, untuk memberikan tekanan kepada Rusia agar segera menyelesaikan konflik di Ukraina.
"Sebuah proposal (untuk memperpanjang larangan impor makanan) telah disiapkan dan diserahkan ke administrasi kepresidenan," kata Natalya Timakova, juru bicara Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev.
"Mengenai daftar barang yang akan terus berada di bawah embargo tidak akan berubah," tambahnya.
Kementerian Pertanian Rusia Alexander Nikolayevich Tkachyov mengatakan bahwa Rusia mungkin menambahkan produk makanan baru untuk dimasukan kedalam daftar larangan impor, namun, sepertinya hal itu tidak akan dilakukan saat ini.
"Dengan mempertimbangkan bahwa Uni Eropa telah memperpanjang sanksi terhadap Rusia selama setengah tahun, saya meminta anda untuk mempersiapkan proposal saya kepada presiden untuk memperpanjang larangan impor makanan ini," ujar Medvedev dalam pertemuan dengan deputinya.
Larangan yang melarang impor makanan senilai US$9 miliar dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, Kanada dan Australia ini diberlakukan selama satu tahun sebagai pembalasan sanksi Barat pada Rusia terkait Krisis Ukraina.
Larangan impor makanan tersebut mencakup buah, sayur, daging, unggas, ikan dan susu. (cnn/rr)