Direktur Mitra Keluarga Karyasehat Mengundurkan Diri
Manajemen Mitra Keluarga Karyasehat. (FOTO: ANTARA)

Direktur Mitra Keluarga Karyasehat Mengundurkan Diri

Sabtu, 10 Oktober 2015|12:46:44 WIB




JAKARTA (RRN) - Manajemen PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) melaporkan salah satu Direktur perseroan mengundurkan diri.

"Kami sampaikan pada 7 Oktober perseroan menerima surat pengunduran diri dr. Francinita Nati dari jabatannya sebagai Direktur Independen perseroan," jelas Direktur Utama MIKA Rustiyan Oen, dalam laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (10/10/2015).

Adapun pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif terhitung sejak tanggal persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan segera dilaksanakan perseroan.

Sekadar informasi, pada 24 Maret 2015, perseroan melepas sahamnya ke publik dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 261.913.000 saham biasa atau setara 18 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Jumlah modal yang ditempatkan itu terdiri dari saham baru sebanyak-banyaknya 72.753.600 saham biasa dan sebanyak-banyaknya 189.159.400 saham biasa atas nama milik Lion Investment Partners B.V sebagai pemegang saham penjual (saham divestasi) yang ditawarkan kepada publik.

Perseroan sebelumnya menetapkan harga perdana saham di level Rp17.000 per saham dari harga penawaran sebelumnya di kisaran Rp14.500 hingga Rp18.000 per saham, dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Dana segar yang bisa diperoleh IPO sebesar Rp4,45 triliun. Dari target dana IPO tersebut, sebesar 56 persen akan digunakan untuk biaya pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan, dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi.

Sementara sebesar 20 persen akan digunakan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan, dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi.

Kemudian, sebesar 16 persen akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit di daerah Jabodetabek dan Surabaya dan sisanya sebesar delapan persen akan digunakan untuk ekspansi rumah sakit yang telah ada, agar dapat meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit perseroan dengan cara penambahan lantai bangunan atau perubahan konfigurasi ruangan dan juga memperluas layanan spesialis yang ada. (mtvn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE