Kamis, 01 Oktober 2015|13:26:14 WIB
PEKANBARU (RRN) - Satu setengah bulan sudah kualitas udara Pekanbaru berada dalam status tidak sehat hingga berbahaya. Kondisi ini telah menyebabkan warga Pekanbaru menderita terkhusus balita, lansia dan bahkan orang normal terjangkit penyakit Inpeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Walikota Pekanbaru, selaku penanggungjawab kondisi darurat asap yang sudah dicanangkan pemerintah Provinsi Riau, senantiasa memantau kondisi dilapangan dengan melakukan pemantauan pada berbagai posko darurat dan puskesmas yang dijadikan lokasi pelayanan masyarakat. selasa pagi yang menjadi lokasi kunjungan pantauan orang nomor satu di Pekanbaru ini, adalah Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, Tampan. Rombongan yang didampingi Kadiskes Helda S Munir, Kabag Humas tiba sekitar pukul 10.00 wib.
Terlihat saat itu kunjungan pasien sedang padatnya terkhusus balita dan pasien yang terserang ISPA. Walikota, Firdaus, dalam wawancaranya mengakui, diwilayah Sidomulyo Kecamatan Tampan ini kualitas udaranya sangat berbahaya. Bahkan Indeks pencemaran udara pada Selasa pagi sudah berda pada level berbahaya dengan angka 1.000 psi. "Di wilayah ini banyak terdapat balita yang sangat rentan terhadap kondisi udara saat ini," ujar Firdaus.
Dari itu, posko yang dibuka dan siaga pada 24 jam di seluruh puskesmas yang ada baik rawat inap maupun puskesmas pembantu akan selalu dalam pengawasan, dan maksimal pelayanannya. "Kami mengharapkan semua tetap siaga Puskesmas, dokternya, camat hingga Lurah demi melayani warga yang tepapar ISPA," tandasnya.
Kadiskes Pekanbaru, Helda S Munir, menyatakan seiring terus memburuknya kualitas udara Pekanbaru hampir 1,5 bulan. jumlah masyarakat yang menderita ISPA di Pekanbaru naik 400 kali lipat. Helda merinci pada Puskesmas Sidomulyo jumlah penderita dampak terpapar asap dalam bulan September saja mencapai 902 orang dengan rincian penderita asma 8 orang, iritasi mata 13, iritasi kulit 125 dan ISPA 756. (lusi)