Kapolda Jatim Kaget Muncul Kasus Pembunuhan Aktivis Anti Tambang di Lumajang
Foto: Jajeli Rois/detikcom

Kapolda Jatim Kaget Muncul Kasus Pembunuhan Aktivis Anti Tambang di Lumajang

Kamis, 01 Oktober 2015|12:56:51 WIB




SURABAYA  (RRN) - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji mengaku terkejut dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan aktivis anti tambang di kawasan Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang. "Saya kaget karena tidak ada angin tidak ada topan muncul kasus ini," kata Irjen Pol Anton Setiadji saat jumpa pers kasus pembunuhan dan penganiayaan terkait dengan penambangan pasir ilegal di Lumajang di Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Rabu (30/9/2015).


Anton menjabat sebagai Kapolda Jatim sejak pertengahan September 2015. Saat menempati posisi barunya, Anton tidak mendapatkan (PR) dari pejabat lama (Irjen Pol Anas Yusuf). "Saya baru dini. Sertijab juga belum menerima apa-apa. Selama saya menjadi kapolda juga belum ada laporan sama sekali tentang ini," tuturnya.


Mantan Kapolda Sulselbar ini berjanji akan transparan dalam menangani kasus penganiyaan dan pembunuhan aktivis antitambang. Bahkan, polda menurunkan tim dari Propam dan Inspektorat (Irwasda Polda Jatim). "Kita bekerja berdasarkan fakta hukum, bukan katanya-katanya," tuturnya.


"Kalau ada oknum yang terlibat, pasti ditindak. Apakah melakukan pelanggaran kode etik, disiplin. Kalau pidana ya kita proses pidananya," tandasnya.


Seperti yang diberitakan sebelumnya, aksi petani menolak aktivitas pertambangan besi di kawasan Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berujung maut, Sabtu (26/9/2015) kemarin. Dua aktivis menjadi korban yakni Salim (30) tewas, sedangkan Tosan (40) mengalami kritis karena luka bacok dibagian kepalanya. (teu/kcm)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE