LAM Riau Beserta Ormas Melayu Akan Bongkar Gapura di Jalan Karet
FOTO: riauterkini

LAM Riau Beserta Ormas Melayu Akan Bongkar Gapura di Jalan Karet

Sabtu, 19 September 2015|09:52:31 WIB




Dinilai tak sesuai dengan budaya melayu di Riau, pembangunan gapura di Jalan Karet, Senapelan menuai protes dari LAM Riau dan seluruh ormas melayu di Kota Bertuah. Jika dalam tempo dua pekan, etnis Tionghoa tak membongkarnya, akan dibongkar paksa.

 

PEKANBARU (RRN) - Dinilai tak sesuai dengan budaya melayu di Riau, pembangunan gapura yang terletak di Jalan Karet, Kelurahan Sago, Kecamatan Senapelan mulai menuai protes dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dan seluruh ormas melayu yang ada di Kota Bertuah. Tak main-main, jika dalam tempo waktu dua pekan, etnis Tionghoa tak membongkar gapura tersebut, maka pihak LAM Riau beserta ormas melayu yang lain akan melakukan pembongkaran paksa.

Penegasan itu disampaikan langsung oleh pengurus LAM Riau, Tengku Amin saat mendatangi langsung lokasi gapura, Jum'at (18/09/15). Menurutnya sebelum gapura itu dibangun, LAM Riau beserta perwakilan etnis Tionghoa Pekanbaru sudah sama-sama sepakat agar gapura tersebut didirikan dengan tetap memunculkan ornamen melayu. LAM sendiri juga sudah mengajukan desain bangunan gapura tersebut dan diketahui pula oleh Walikota Pekanbaru, Firdaus MT. Namun nyatanya, kesepakatan itu justru dikangkangi oleh etnis Tionghoa dan akhirnya memunculkan protes keras bagi ormas melayu di Pekanbaru.

"Berdasarkan perundingan dan kesepakatan sebelumnya, kami meminta agar bangunan gapura itu bisa disesuaikan dengan kebudayaan melayu di sini. Desainnya juga kami berikan, tapi tetap saja tak diindahkan. Aturan dan arahan kami seolah hanya dipandang sebelah mata. Intinya, kalau mereka (etnis Tionghoa) tidak membongkar gapura itu sesuai desain yang kami berikan, maka kami akan membongkarnya dengan paksa. Kami berikan waktu dua minggu," kata Tengku

Tengku menuturkan, LAM sendiri tak melarang setiap kehadiran para pendatang di Pekanbaru. Hanya saja ia meminta agar para pendatang itu bisa menghargai dan menghormarti aturan di wilayah tempat tinggalnya, tahu dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Ia mengaku, protes yang disampaikan LAM Riau juga tidak main-main. Bersama sejumlah ormas-ormas melayu yang ada, LAM pasti akan membongkar gapura itu dengan paksa.

"Tidak hanya LAM Riau, tapi ada juga FPI Pekanbaru, Laskar Melayu Riau, Askar Melayu Riau (AMRI), Pagar Negeri Bumi Riau dan ormas melayu lainnya. Bila nantinya mereka memberikan perlawanan, maka kami pun melakukan hal yang sama," tegasnya.

Protes serupa juga disampaikan oleh Sekretaris FPI Pekanbaru, Muhammad Khalid Tobing. Khalid mengatakan jika saja etnis Tionghoa mengikuti aturan, sikap protes ini tentu takkan terjadi. Apalagi selama ini Jalan Karet selalu diidentikkan dengan Kampung Melayu Tionghoa. Tapi nuansa melayu itu justru sama sekali tak terlihat.

"Kami tidak mau persoalan ini memicu konflik sosial. Kami diam bukan berarti kami membiarkannya begitu saja. Kami berharap etnis Tionghoa bisa menyikapinya dengan serius. Mereka juga harusnya tahu cikal bakal kampung melayu itu ada di Senapelan," singkatnya. (n/rtc).







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE