Selasa, 15 September 2015|12:06:01 WIB
RADAR BISNIS - Hancurnya Ekonomi Indonesia tahun ini membuat berbagai sektor menjerit, tak terkecuali sektor pertanian dan peternakan. Bagaimana tidak, jelang dua pekan Idul Adha sejumlah pedagang sapi kurban di Pekanbaru mengeluh lesunya penjualan, bahkan mereka memprediksi penurunan daya beli masyarakat hingga 50 persen.
"Selama sepekan terakhir saya hanya mampu menjual belasan hewan kurban saja," ujar Fathullah, pedagang hewan kurban di Kecamatan Limapuluh, Sabtu (12/9/2015).
Bahkan menurut Fathullah lagi, biasanya dua pekan menjelang Hari Raya Idul Adha sudah banyak masyarakat yang membeli hewan kurban, baik langsung maupun pesanan. Selain itu dirinya juga memperkirakan, penjualan hewan kurban seperti kambing, sapi, kerbau di Kota Pekanbaru tahun ini turun hingga 50 persen dibandingkan penjualan tahun lalu.
Disamping daya beli yang menurun, sepinya peminat hewan kurban juga dipengaruhi oleh harga hewan kurban yang mengalami kenaikan berkisar 20 persen, pasalnya hewan-hewan korban tidak semuanya merupakan produk lokal, tetapi juga berasal dari daerah lain di Indonesia. Bahkan Fathullah sendiri menjual sapi yang berasal dari Pulau Bali, sementara kambing berasal dari Lampung.
"Kalau tahun lalu sapi dan kerbau harganya berkisar Rp12 juta namun sekarang harganya malah naik lagi jadi Rp14 juta. Untuk kambing tahun lalu harganya Rp1,6 juta sekarang naik menjadi Rp1,8 juta, tergantung bentuk dan ukuran badan," terang Fatullah.
Selain itu, Fatullah juga mengatakan bahwa hewan-hewan kurban yang dijualnya sudah melalui berbagai pemeriksaan kesehatan dan sudah dijamin aman. "Seluruh hewan kurban yang saya jual sudah dipastikan aman dan sehat, hewan-hewan ini memiliki tanda telah diperiksa kesehatannya dan dinyatakan sehat, yang digantungkan pada bagian leher hewan," tutup Fatullah. (hal/fn)