BNPT Gandeng Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, Beri Pelatihan Bela Negara di Pringsewu
Program Desa Siap Siaga Nasional di Desa Waringinsari, Pringsewu, Lampung, untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan kesadaran dalam menangkal radikalisme. (foto:ist)

BNPT Gandeng Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, Beri Pelatihan Bela Negara di Pringsewu

Senin, 22 September 2025|07:56:28 WIB




Radarriau net | ?Pringsewu– Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) secara proaktif menggelar program edukatif dengan menggandeng tokoh-tokoh kunci, salah satunya pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan. Keduanya berkolaborasi dalam Program Desa Siap Siaga Nasional di Desa Waringinsari, Pringsewu, Lampung, untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan kesadaran dalam menangkal radikalisme.

?Dalam program yang dihadiri oleh seluruh perangkat desa, Kepala Subdirektorat Kesiapsiagaan dan Pengendalian Krisis BNPT, Kolonel Inf Indra Gunawan, menjelaskan pentingnya inisiatif ini. “Program Desa Siap Siaga ini adalah prioritas kami untuk membangun kewaspadaan dari level desa, mengingat ancaman radikalisme dan terorisme masih nyata di berbagai daerah,” tegasnya.

?Program ini dirancang untuk menciptakan sistem pertahanan ganda: penguatan ekonomi desa sekaligus pembangunan kewaspadaan. Selain itu, kegiatan ini berupaya memberikan pemahaman tentang standar operasional prosedur (SOP) pencegahan terorisme dan membangun mekanisme deteksi dini di masyarakat. BNPT berharap desa dapat menjadi benteng pertama yang kokoh melawan penyebaran paham-paham berbahaya.

?Sesi edukasi utama disampaikan oleh Ken Setiawan, yang menggunakan Pancasila sebagai kerangka pemahaman dalam bela negara. Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, adalah kunci untuk mengimplementasikan sila-sila berikutnya.

?"Jika kita mencintai Tuhan, maka kita harus mencintai tanah air kita, Indonesia," ungkap Ken, menekankan bahwa iman dan nasionalisme adalah dua hal yang tak terpisahkan. Ia melanjutkan, pengamalan sila pertama akan mengarah pada pengakuan terhadap sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", yang pada gilirannya akan memperkuat "Persatuan Indonesia" sebagai wujud nyata dari sila ketiga.

?Ken Setiawan menambahkan, pemahaman yang menyeluruh dari sila-sila awal akan memudahkan masyarakat untuk menyelesaikan masalah melalui musyawarah mufakat, sebagaimana termaktub dalam sila keempat. “Dan jika empat sila ini sudah kita jalankan dengan baik, bonus terakhirnya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.

?Dengan berbekal pemahaman ini, Ken berharap masyarakat Desa Waringinsari dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia. Ia juga optimis program ini dapat menjadi katalisator untuk menyatukan masyarakat dalam menghadapi tantangan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di masa depan.

[Ig]







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE