Selasa, 26 Oktober 2021|01:47:47 WIB
RADARRIAUNET.COM: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan perusahaan swasta Pasifik Satelit Nusantara untuk kembangkan teknologi satelit nano di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyebut Indonesia yang memiliki bentang wilayah luas dan jumlah penduduk sangat banyak memiliki tantangan tersendiri dalam perkembangan dunia digital.
Menurutnya tantangan tersebut adalah pengentasan kesenjangan akses internet masyarakat yang terpisah oleh bentangan laut, selat, lembah, ngarai, sungai, dan pegunungan.
Maka dari itu Johnny menyebut keberadaan teknologi satelit yang handal dapat setidaknya meningkatkan rasio akses internet bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Keberadaan satelit yang handal menjadi salah satu prasyarat untuk memperbesar internet link ratio (rasio keterhubungan inernet). Memberi konektivitas ke seluruh nusantara termasuk ke wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal atau yang selama ini dikenal sebagai wilayah 3T. Demi mengentaskan disparitas digital," ujar Johnny dalam acara virtual bertajuk 'Rencana Peluncuran Satelit Nano Indonesia' pada Senin (25/10/2021).
Kemudian menurut Johnny, perkembangan dunia digital akan meningkatkan kebutuhan dalam kapasitas satelit.
"Hingga 2030 mendatang diproyeksikan Indonesia membutuhkan kapasitas satelit sekitar 1 terabit per second," jelasnya.
Sehingga kebutuhan ini harus diimbangi dengan perancangan kebijakan yang konsisten, agar Indonesia tidak tertinggal.
"Kebutuhan besar tersebut dibutuhkan orkestrasi kebijakan yang konsisten, sehingga Indonesia tidak tertinggal dalam hal reserve dan pengembangan satelit, termasuk secara khusus mengembangkan satelit nano," kata Johnny
BRIN melalui organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa bekerja sama dengan perusahaan swasta Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan juga sejumlah lembaga swasta lain untuk mengembangkan satelit nano di Indonesia.
Saat ini telah tercatat sejumlah peneliti yang tergabung dalam program pengembangan satelit nano tersebut. Berikut adalah daftar peneliti pada program satelit nano Indonesia:
-Afiq Herdika Sulistya
-C. Ananta Adilaksma
-Heri Steven Mindarno
-Muhamad Zulfa Dhiyaulhaq
-Roberto Gunawan
-Setra Yoman Prahiyang (Ketua)
-Suhandinata
-Prof. Sunartoto Gunadi (Pembimbing)
-Risa Muhida Phd. (Mantan Pembimbing)
Lebih lanjut, Johnny mengatakan program satelit nano yang diinisiasi oleh sekelompok mahasiswa Surya University pada enam tahun lalu tidak kalah penting dengan satelit besar yang umum digunakan.
Menurut Johnny penggunaan satelit nano akan lebih efisien karena komponen satelit lebih kecil dan lebih ringan.
Pada program pengembanganan satelit nano ini, Kominfo tidak mengambil peran teknis, namun akan membantu dalam hal perizinan dan koordinasi di skala internasional.
"Kominfo mengambil peran dalam membantu perizinan filing orbit satelit kepada International Telecommunication Union (ITU)," ujar Johnny.
"Maupun koordinasi satelit secara internasional," pungkasnya, dilansir dari CNN Indonesia.
RRN