Kamis, 10 September 2015|10:31:44 WIB
SIAK (RRN) - Bupati Drs H Syamsuar MSi merasa heran dan bingung. Iven yang dilakukan oleh Pemkab Siak dinilai mubazir dan pemborosan. Padahal, iven yang dilakukan oleh Pemkab itu untuk menarik wisatawan sekaligus mengembangkan perekonomian masyarakat. Pagelaran iven yang dilakukan oleh Pemkab anggarannya masih tergolong minim, namun dampaknya maksimal. Ia mencontohknya, Tour de Singkarak, menelan anggaran Rp20 miliar, Tour de Langkawai Malaysia Rp60 miliar. Sementara Tour de Siak tak sampai Rp3 miliar.
Contohnya iven Tour de Siak (TdS) yang diselenggarakan. Iven ini terbukti menarik wisatawan ke Siak, sehingga tingkat kunjungan wisata meningkat, hotel terisi, kedai kopi, warung makan dan pedagang semuanya menikmati. ‘’Perekonomian masyarakat meningkat sebagai imbas dari iven ini,’’ kata dia.
Dalam membangun pariwisata, tentunya tak cukup ada obyek wisata semata, harus ada daya tarik. Daya tarik inilah yang dilakukan oleh Pemkab, salah satunya pagelaran iven. Bukan setakad obyek yang ada. Harus ada promosi melalui iven. Saat ini sejak pergelaran iven, nama Siak sudah dikenal di tingkat dunia. Belum lagi imbas dari pelaksanaan iven tersebut. Infrastruktur jalan jadi bagus yang dianggarkan oleh pusat dan Pemprov. ‘’Tahun depan, tiga ruas jalan dibangun oleh pusat menelan anggaran Rp100 miliar lebih. Ini merupakan dampak dari pelaksanaan iven ini,’’ kata dia.
Dengan alokasi dana itu, tentunya anggaran infrastruktur jalan, terbantu. Dalam pagelaran iven ini, tentunya jadi peluang bagi emas bagi masyarakat, untuk menambah pendapatannya. Semua ini tinggal kejelian mereka saja melihat dan memanfaatknyannya. Namun yang lebih jeli dalam hal ini justru orang luar. Mereka tahu kapan dan pelaksaan iven-iven di Siak. Mereka rela datang jauh-jauh ke Siak hanya untuk berjualan.
Ia bahkan pernah ditanya seorang pedagang, kapan iven-iven dilakukan kembali, karena ia merasa diuntungkan dengan penyelanggaraan iven ini. ‘’Pada iven TdS, saya bisa meraup Rp3 juta sehari,’’ kata Syamsuar menceritakan pengakuan pedagang itu.
Hal ini secara tak langsung mencerminkan bahwa efek dari iven itu dapat dirasakan warga khususnya pelaku UMKM. Pemkab menciptakan peluang, tinggal memanfaatkan saja. Dampak lainnya, saat ini menjamur rumah makan dan kedai. Belum lagi lembaga keuangan perbankan, dan pendirian showroom mobil yang ada di Siak. Ini semua menandakan, bahwa pertumbuhan ekonomi baik, sehingga mereka menangkap peluang itu. Sebelumnya tak ada. Apalagi dengan penyelenggaraan iven, yang membawa nama dan marwah Siak dikenal. ‘’Tak mungkin orang tahu Siak, kalau tak ada iven. Aneh jika ada kegiatan mubazir,’’ kata dia.
Ia mencontohkan, di Kabupaten Banyuwangi, setiap pekan berlangsung pagelaran iven benekaragam oleh Pemkabnya. Ini hasilnya membuat daerahnya jadi destnasi wisata. Khusus di Riau, untung masih ada Siak, yang konsen dan terus menggaungkan nama Riau dalam pagelaran iven. Bahkan, dalam waktu dekat ini, Siak dipercayakan tuan rumah lomba lari marathon 10 Km yang diselenggarakan oleh PT Garuda Indonesia. Iven-iven ini memberikan kontribusi besar, tak hanya penyeenggaraan, namun pomosi, investasi, ekonomi masyarakat dan mengangkat marwah daerah. (hum)