Rabu, 10 April 2019|01:54:40 WIB
RADARRIAUNET.COM: Dumayanti, 36 tahun, guru honor komite Sekolah Dasar Negeri (SDN) 034 Dusun Bhakti, Bahtera Makmur, Bagan Sinembah, Rabu, 10 April 2019, tak kuasa menahan deraian air mata, saat bertemu dengan Bupati Rohil H Suyatno, di Gedung Nasional H Misran Rais, Kota Bagansipiapi.
Dumayanti sempat dicegat oleh personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta Humas dan Protokol Sekdakab Rohil agar tidak merengsek masuk menemui Bupati Rohil H Suyatno, saat masih berada di dalam gedung. Dumayanti pun, menunggu di depan pintu luar gedung.
Saat Bupati Rohil H Suyatno, bersama Kepala BKPSDM Pemkab Rohil H Roy Azlan, beserta staf keluar dari gedung, Dumayanti, langsung menyampaikan menghampiri Bupati H Suyatno. Ditangan Dumayanti, ada dua berkas file yang di klip terpisah.
Sambil bercucuran air mata, guru honor komite sekolah bergaji Rp600 ribu per bulan itu, menyampaikan keinginan dirinya menjadi pegawai honor daerah. Ia nekat bertemu langsung dengan Bupati Rohil, disebabkan bertahun-tahun mengurus perubahan status untuk menjadi pegawai honor daerah tidak kunjung selesai.
"Lama saya mengurusnya, tapi nggak selesai-selesai. Saya sudah melalui pengawas sekolah, dinas, tapi tidak selesai juga. Itulah sebab kenapa saya menemui Pak Bupati," kata Dumayanti, sambil terisak-isak.
Mendengar penjelasan Dumayanti, Bupati H Suyatno, meminta agar dilakukan perubahan Surat Keputusan (SK) Komite Sekolah, dan penerbitan SK Bupati Rohil untuk pengangkatan sebagai pegawai honor daerah.
"Lakukan perubahan SK. Rubah dulu SK Komite Sekolah ini, kemudian rubah juga SK pegawai honornya," kata Bupati H Suyatno, sambil memegang file surat yang di bawa Dumayanti.
Mendengar itu, Dumayanti meminta agar Bupati H Suyatno, mengeluarkan memo, dengan maksud agar urusan lancar. "Langsung saja dengan mereka ini," ujar Bupati H Suyatno, sambil menunjuk ke staf BKPSDM Pemkab Rohil.
Dumayanti, sarjana Universitas Terbuka dengan gelar SPd, ia datang dari Bagansinembah sejak Selasa, 9 April, menggunakan bus, dan menginap di wisma. Selama bertahun-tahun mengurus perubahan status menjadi pegawai honor daerah, Dumayanti mengaku tidak terdapat menghitung berapa uang yang habis.
"Bolak balik mengurusnya. Dijanji-janjikan, ngak keluar-keluar juga. Biaya pun sudah banyak habis. Jadi saya tidak ada solusi lain, selain langsung menjumpai Bupati," ujar Dumayanti.
Amran/RRN