Rupiah Menguat 0,16 Persen Jadi Rp14.155 per Dolar AS
Ilustrasi rupiah. cnni pic

Rupiah Menguat 0,16 Persen Jadi Rp14.155 per Dolar AS

Senin, 08 April 2019|15:20:42 WIB




Jakarta: Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.155 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (7/4) siang. Angka itu menguat 0,16 persen atau 22,5 poin terhadap dolar AS dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu di level Rp14.132.

Dalam rentang awal tahun hingga hari ini, rupiah melemah 1,63 persen terhadap dolar AS.

Siang ini, sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Baht Thailand melemah 0,11 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, won Korea Selatan melemah 0,63 persen, ringgit Malaysia 0,33 persen, dan Peso Filipina loyo 0,13 persen.


Di kawasan 'Benua Kuning', hanya yen Jepang yang menguat 0,33 persen terhadap dolar AS. Sedangkan dolar Hong Kong tak bergerak.

Di sisi lain, mata uang negara maju mengalami penguatan seperti euro sebesar 0,12 persen dan poundsterling Inggris 0,13 persen.

Sebelumnya, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi rupiah berpeluang menguat pascarilis tingkat pengangguran di AS yang tercatat stagnan. Rupiah diprediksi bergerak menguat di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.130 per dolar AS.


"Data ketenagakerjaan menjadi indikator penting Federal Reserve dalam kebijakan suku bunganya. Kemungkinan The Fed masih belum akan mengubah kebijakan suku bunga saat ini yang masih bertahan pada 2,25 -2,5 persen," ujar Lana seperti sitat CNN Indonesia, Senin (8/4/2019).

Tingkat pengangguran di AS pada Maret 2019 tercatat 3,8 persen, serupa dengan Februari 2019. Selama Maret 2019 tersebut, data tenaga kerja non-pertanian AS bertambah sebanyak 196 ribu, naik tajam dari bulan sebelumnya yang hanya bertambah 33 ribu. Data ketenagakerjaan AS kembali menguat setelah Februari lalu sempat melambat.

Pada pukul 09.52 WIB, kurs rupiah melemah 20 poin atau 0,14 persen menjadi Rp14.153 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya.


RRN/CNNI







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE