Ekonomi Indonesia Jauh Dibandingkan Haiti
IIlustrasi. MI/MOHAMAD IRFAN/medcom.id

Ekonomi Indonesia Jauh Dibandingkan Haiti

Rabu, 23 Januari 2019|11:33:28 WIB




Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan perekonomian Indonesia jauh lebih baik ketimbang Haiti. Hal itu menanggapi pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut ekonomi Indonesia setara dengan negara kecil di Kepulauan Karibia itu.

Ani, sapaannya, mengaku pernah dua kali berkunjung ke Haiti saat dirinya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Bila ekonomi Indonesia dibandingkan dengan Haiti, sebut Ani, sangat jauh berbeda.

"Ekonominya waktu itu hancur karena kena gempa bumi sama seperti Indonesia waktu kena tsunami. Dia waktu itu termasuk low income, makanya disebutnya fragile state. Kalau dibandingkan (Indonesia-Haiti), aduh (jauh) banget. Aduh jaraknya dan adoh perbandingannya, jauh banget," ujar Sri Mulyani dalam diskusi Forum A1 di Restoran Tjikini Lima, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Januari 2019.

Soal perbandingan ekonomi, sebutnya, Indonesia layak dibandingkan dengan negara-negara berkembang yang ada di G20 seperti India. Terkait pendapatan per kapita, Indonesia lebih rendah ketimbang India. Namun jika perbandingannya terkait nilai tukar, depresiasi rupiah masih jauh lebih baik daripada India. Depresiasi rupiah hanya enam persen sementara rupee terdepresiasi hingga 15 persen.

"India walaupun growth-nya tinggi tapi depresiasinya lebih dalam dan defisit APBN-nya jauh lebih dalam dari kita," beber Ani.

Sedangkan jika dibandingkan dengan Singapura, lanjut dia, pendapatan per kapita Indonesia jauh lebih rendah. Namun perbandingan pendapatan per kapita antara Indonesia dengan Singapura berbeda faktor, sebab penduduk RI sebanyak 257 juta sedangkan Negeri Singa itu hanya 5 juta jiwa.

"Singapura itu pendapatan per kapitanya USD70 ribu, among the highest in the world. Kalau kita ngomong pendapatan per kapita, kita kalah jauh. Tapi tantangan kita jauh lebih besar," imbuh dia.

Termasuk soal tantangan kedua negara dalam pembangunan infrastruktur karena perbedaan luas wilayah. Pembangunan 350 kilometer (km) jalan tol misalnya, Indonesia dengan pembangunan jalan tol sepanjang itu hanya mencakup wilayah Jawa dan sebagian Sumatra.

"Kalau dipermudah, membangun 350 km jalan tol di Singapura itu sudah penuh semua wilayah dengan jalan. Tapi kalau di Indonesia baru di Jawa dan sedikit di Sumatra," pungkas Ani.


SAW/medcom.id







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE