Akses Asuransi Kesehatan Indonesia Lebih Baik dari Jerman
Ilustrasi. FOTO: Media Indonesia/Mtvn

Akses Asuransi Kesehatan Indonesia Lebih Baik dari Jerman

Kamis, 25 Oktober 2018|17:59:25 WIB




Jakarta: Pemerintah menyebut akses asuransi kesehatan yang didapatkan oleh masyarakat Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Jerman. Hal ini bisa dicapai karena pemerintah menggenjot partisipasi masyarakat dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

 

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika pada media mengatakan, saat ini 203 juta di Indonesia sudah memiliki akses asuransi melalui BPJS Kesehatan atau setara 76 persen. Padahal Jerman selama puluhan tahun, baru bisa mencapai pertumbuhan 85 persen agar masyarakatnya bisa mengakses asuransi kesehatan.

 

"Akhir 2019 rasanya level 85 sampai 90 persen seperti yang sekarang dialami Jerman bisa terjadi di Indonesia. Sekarang banyak sekali orang miskin, yang sakit apapun bisa terkoneksi rumah sakit dan ditangani oleh rumah sakit," kata dia saat ditemui awak media di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta Timur, Kamis, 25 Oktober 2018.

 

Dirinya menambahkan, meski BPJS Kesehatan dihadapkan pada masalah defisit keuangan, namun tidak mempengaruhi pelayanannya kepada masyarakat. Pemerintah juga masih membahas rencana kenaikan iuran bagi peserta BPJS Kesehatan.

 

"Ini yang nantinya perlu dibicarakan antara pemerintah dengan BPJS Kesehatan. Makanya harus dianalisis dan dikalkulasi dengan matang ketika diambil keputusan sesuai kebutuhan dan prioritas," jelas dia.

 

Data BPJS Kesehatan mencatat iuran peserta terbagi mejadi tiga kelas, yaitu kelas I iuran peserta sebesar Rp80 ribu per orang per bulan, sedangkan kelas II sebesar Rp51 ribu per orang per bulan, dan untuk kelas III hanya sebesar Rp25 ribu per orang per bulan.

 

Sementara itu, sampai dengan akhir tahun ini defisit keuangan BPJS Kesehatan diperkirakan mencapai Rp10,98 triliun. Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengucurkan dana talangan sebesar Rp4,9 triliun.

 

Ahl/mtvn







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE