Masuk Bank Sistemik, BCA Terbitkan Surat Utang Rp500 Miliar
BCA berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi subordinasi sebesar Rp500 miliar guna memenuhi ketentuan permodalan OJK sebagai bank sistemik. REUTERS/Beawiharta/Cnni

Masuk Bank Sistemik, BCA Terbitkan Surat Utang Rp500 Miliar

Selasa, 15 Mei 2018|18:42:42 WIB




Jakarta: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi subordinasi sebesar Rp500 miliar. Penerbitan obligasi tersebut merupakan tahap pertama dari rencana tahun ini sebesar Rp1 triliun. 

 

Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith mengatakan bahwa penerbitan obligasi ini dilakukan guna memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi (recovery plan). Hal ini lantaran BCA masuk dalam daftar bank berdampak sistemik, sehingga harus memenuhi ketentuan dan struktur modal dari dana jangka panjang. 

 

"Sebagai salah satu bank sistemik yang ditetapkan oleh OJK, BCA berencana untuk menerbitkan obligasi subordinasi. Penerbitan ini akan menambah alternatif investasi dari instrumen keuangan yang diterbitkan BCA bagi investor dan nasabah," ujar Eugene pada media di Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (15/5). 

 

Eugene menjelaskan bahwa penerbitan obligasi ini akan terbagi atas tiga tenor, yaitu 7, 10, dan 12 tahun. Lalu, untuk kupon terbagi atas tiga kelas, yakni Serie A sebesar 7,5-8,25 persen, Serie B 7,75-8,5 persen, dan Serie C 8-8,75 persen. 

 

Untuk penawaran dilakukan mulai hari ini, 15 Mei hingga 30 Mei mendatang. Lalu, hasil penerbitan harus menunggu keterangan resmi penerbitan dari OJK pada 26 Juni 2018. Kemudian, obligasi baru didistribusikan pada 4 Juli 2018. 

 

Adapun obligasi ini telah mendapat peringkat AAA untuk corporate rating dan AA untuk instrumen obligasi subordinasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Perfindo). Pemberian peringkat tersebut berdasarkan kinerja dan kemampuan BCA memenuhi komitmen dan kewajiban keuangan jangka panjang, penyaluran kredit, manajemen risiko yang prudent, hingga solidnya pendanaan dari transaksi bank. 

 

Eugene mengaku, bank tidak memiliki proyeksi investor khusus pada obligasi ini. Namun, lantaran tenor yang ditawarkan cukup panjang, bank melihat obligasi ini cocok untuk dimiliki nasabah ritel dan institusi yang berorientasi investasi jangka panjang, seperti dana pensiun (dapen) dan asuransi. 

 

"Untuk tipe obligasi ini biasanya dapen dan asuransi, kalau perbankan tidak diizinkan untuk investasi di sini karena tenor tujuh tahun terlalu panjang untuk mereka. Kalau standby buyer (pembeli siaga), kami tidak ada, tapi kami yakin akan laku," katanya. 

 

Rencananya penggunaan dana dari penerbitan obligasi subordinasi adalah untuk pengembangan usaha, terutama pemberian kredit, baik kredit korporasi hingga ritel. Menurut Eugene, perhitungan kupon bunga yang diberikan dengan rentang 7-8 persen masih bisa memberikan margin kepada bank bila disalurkan ke kredit dengan bunga sekitar 10 persen. 

 

"Kami yakin bisa kasih ke yang kecil-kecil, misalnya yang bunga 10 persen. Jadi masih ada margin sedikit. Ini kami blended (campur) dengan modal yang kami miliki. Saat ini modal BCA ada di atas Rp130 triliun," jelasnya. 

 

Di sisi lain, Eugene bilang, penerbitan obligasi ini sebenarnya hanya untuk memenuhi syarat dari OJK. Sebab, sekalipun BCA memiliki modal yang masih mencukupi, namun tetap harus dipetakan berdasarkan sumber modal jangka panjang. Selain itu, komitmen tersebut juga telah tertuang dalam ketentuan perbankan internasional atau dikenal dengan Basel III. "Ini juga telah kami sampaikan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pda akhir tahun lalu," imbuhnya. 

 

Sementara, ia mencatat, modal inti BCA dari tier satu telah berkontribusi sekitar 96 persen terhadap jumlah modal per akhir 2017. Sedangkan menurut rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) sebesar 78 persen. 

 

"Ini merupakan batas minimal yang diinginkan oleh regulator, kami diharapkan bahwa likuiditas bank bergeser ke 78-94 persen. Sehingga, likuiditas kami itu likuid sekali dan mencerminkan kesediaan BCA untuk ikut serta dalam mengembangkan penyaluran kredit," pungkasnya. 

 

agi/cnni







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE