Selasa, 27 Februari 2018|14:38:30 WIB
Jakarta: Jennifer Lawrence punya mimpi buruk saat harus terlibat dalam Red Sparrow. Sebagai mata-mata yang mengandalkan pesonanya untuk memikat lawan, film itu memintanya beradegan bugil.
"Sangat menakutkan untuk berkata 'ya' kepada film Red Sparrow, karena saya tahu satu-satunya jalan untuk mengisahkan cerita ini adalah jika saya setuju untuk benar-benar melakukan adegan dan penuh hasrat serta menampilkan ketelanjangan," ungkap Lawrence.
Ia pun butuh waktu untuk akhirnya menyetujui untuk tampil dalam film itu.
"Malam sebelumnya saya tidak tidur sama sekali dan saya jelas-jelas merasa gugup karena berdiri telanjang di hadapan seisi kelas itu adalah mimpi buruk," ia melanjutkan.
Ketakutan Lawrence itu tak lepas dari pengalaman buruknya di masa lalu. Beberapa tahun lalu, foto bugilnya termasuk yang dicuri oleh peretas dan dipamerkan online. Meski pemburu foto bugil artis itu lalu tertangkap dan Lawrence bukan satu-satunya korban, ia trauma.
Dalam wawancara dengan Today Show in Australia ia mengungkapkan, sejak peristiwa itu, ada masa panjang dalam hidupnya di mana ia tak mau ditonton secara seksual. "Saya juga tidak mau siapa pun melihat tubuh saya," tuturnya, yang juga sempat trauma pada sorot kamera.
Red Sparrow tadinya merupakan buku yang ditulis mantan agen CIA, Jason Matthews.
Diluncurkan pada 2014, buku itu mengisahkan Egorova yang menjadi agen ganda, mata-mata untuk Rusia sekaligus Amerika. Tokoh lain dalam buku itu termasuk Marble, yang juga agen ganda dari Rusia dan Nate Nash, CIA yang merekrut aset intelijen untuk organisasinya.
Dalam film, Nate Nash dimainkan Joel Edgerton.
Setelah menuntaskan adegan panasnya di film itu, Lawrence merasa "kuat."
Mengutip NME, Red Sparrow rencananya tayang di bioskop pada 2 Maret mendatang. Adalah sutradara The Hunger Games, Francis Lawrence yang mengarahkan film itu. Kedua Lawrence pernah bekerja sama saat mereka menggarap The Hunger Games pertama sampai terakhir.
rsa/cnni