Jika Penerimaan Pajak 85 Persen, Defisit Tembus 3,62 Persen
Ini melebihi proyeksi defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar 2,92 persen. Cnni Pic

Jika Penerimaan Pajak 85 Persen, Defisit Tembus 3,62 Persen

Selasa, 22 Agustus 2017|18:56:48 WIB




Jakarta: Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) memperkirakan, defisit anggaran bisa mencapai 3,62 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau melebihi proyeksi defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar 2,92 persen.

Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo mengungkapkan, skenario terburuk itu terjadi jika pos penerimaan pajak hanya mencapai Rp1.094,88 triliun atau 85,3 persen dari target penerimaan pajak yang sebesar Rp1.283,57 triliun.

Selain itu, tak ada penambahan utang lagi atau persis seperti target APBNP 2017 sebesar Rp461,3 triliun. Sedangkan pos belanja tetap jor-joran mengeluarkan uang dengan proyeksi Rp2.068 triliun atau 96 persen dari target Rp2.133,29 triliun.

"Kalau penerimaan hanya 85 persen, maka defisit 3,62 persen," ujarnya, kepada awak media, Selasa (22/8).

Namun, skenario lainnya, yakni penerimaan tetap optimal mencapai Rp1.169,86 triliun atau 91,14 persen dari target, pembiayaan utang juga sesuai target, dan belanja hanya 96 persen dari target. Dengan demikian, defisit bisa berada di level 3,0 persen.

"Kalau semua normal, maka defisit mungkin tembus tiga persen. Karena defisit APBNP 2,92 persen, sangat tipis. Ini harus hati-hati," kata Yustinus.

Untuk itu, ia melanjutkan, pemerintah perlu mengoptimalkan penerimaan dari semua pos, mulai dari pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan lainnya.

Khusus untuk pajak, tindak lanjut perluasan basis data perpajakan dari program pengampunan pajak (tax amnesty) menjadi suatu keharusan.

Di sisi lain, pemerintah harus mengerem belanja dengan target ideal hanya mencapai Rp1.950,89 triliun atau sekitar 91,45 persen dari target sebesar Rp2.133,29 triliun.

"Kalau penerimaan bisa optimal, belanja moderat, defisit aman," pungkas Yustinus.

bir/cnni







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE