Sabtu, 05 Agustus 2017|13:42:23 WIB
Jakarta: Pekan pertama Agustus ini dunia merayakan pekan ASI sedunia dari 1 hingga 7 Agustus. Ibu disarankan untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayinya hingga bayi berusia enam bulan. Setelah itu, barulah bayi diberikan MP ASI atau Makanan Pendamping ASI.
Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA), Ali Sungkar menuturkan pelapisan ASI diperlukan bayi untuk pembentukan sistem imun. Susu formula memang punya kandungan nutrisi yang diperlukan bayi, tapi tak semua nutrisi mampu disediakan susu formula.
"Ada yang tidak bisa digantikan susu formula. ASI is the best," ujar Ali kepada media di sela acara perayaan pekan ASI sedunia di kawasan Jakarta Selatan (1/8).
Di dalam ASI, kata dia, terkandung banyak manfaat, di antaranya antibodi, hormon, anti virus, anti alergi, anti parasit, faktor pertumbuhan, enzim, mineral, vitamin, lemak, DHA/ARA, karbohidrat, protein, dan air.
Sementar susu formula hanya mengandung beberapa khasiat saja, seperti mineral, vitamin, lemak, DHA/ARA, karbohidrat, protein, dan air.
Mungkin sebagian ibu tak mampu memberikan ASI eksklusif bagi bayinya karena berbagai faktor. Ali memberikan catatan, ada beberapa hambatan untuk mendukung menyusui antara lain, kurangnya dukungan luas dari lingkungan, promosi susu formula yang luas, ibu bekerja dan media yang menyiarkan bahwa menyusu dengan botol adalah normal.
"Adanya donor ASI juga membantu, tapi tidak disarankan bayi diberi ASI dengan botol. Bayi akan bingung puting, jangan suapkan pakai dot," katanya.
Menyusui, selain baik bagi bayi, juga baik bagi ibu. Mungkin ada ibu yang lebih memperhatikan penampilan pasca melahirkan. Menyusui bisa jadi solusi untuk menurunkan berat badan. Ali menjelaskan, penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan 450 gram per minggu.
"Hal ini dengan catatan, ibu punya tambahan asupan cairan hingga 900cc," tambah Ali.
Selain itu, menyusui juga menurunkan risiko berbagai macam penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker indung telur atau ovarium.
rah/cnni