Jakarta: Tayangan televisi dan lini masa memang menjadi salah satu sumber informasi dan hiburan yang dibutuhkan masyarakat. Tidak hanya usia dewasa yang menikmati siaran tersebut, anak-anak pun terkadang betah untuk menatap layar kaca sepanjang hari.
Hiburan dalam dunia televisi pun sangat beragam saat ini. Dari sinetron hingga ceramah keagamaan menjadi program yang disajikan oleh setiap saluran televisi. Namun, tidak semua berdampak positif bagi para penonton.
Tidak sedikit siaran televisi yang dinilai menyimpang dari ajaran keagamaan. Hal itu biasanya dikaitkan dengan isi acara hingga penggunaan diksi yang kurang tepat. Seperti yang terjadi belakangan terkait dengan siaran keagamaan yang disiarkan oleh Trans TV. Siaran tersebut dinilai melenceng dari nilai keagamaan lantaran menggunakan kata "pesta seks".
Meski pihak Trans TV sudah mengajukan permintaan maaf dan menonaktifkan Ustaz Syam yang membawakan ceramah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua kepada anak-anak saat menyaksikan siaran televisi.
Untuk itu terdapat sejumlah hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam membina anaknya menurut Kementerian Agama.
1. Pendampingan
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama Mastuki mengatakan, orang tua harus mendampingi anak ketika menonton siaran televisi. Hal itu supaya kontrol yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak hilang begitu saja.
"Pendampingan itu memang harus dilakukan oleh orang tua. Dalam hal ini, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk memastikan tayangan yang baik untuk masyarakat," ujarnya saat ditemui awak media di Jakarta, Selasa (18/7).
Saat melihat tayangan yang tidak baik, Mastuki menilai, orang tua dapat langsung mengalihkan perhatian anaknya atau mengganti saluran yang sedang ditonton.
2. Berikan pemahaman
Saat melihat tayangan yang tidak baik atau tidak memberikan dampak positif, Mastuki mengatakan, orang tua dapat memberikan pengarahan dan pemahaman soal hal yang dinilai salah tersebut.
Biasanya, hal tersebut menuntut orang tua untuk lebih memperdalam ilmu agama. Tujuannya, orang tua dapat memberikan arahan atau mengklarifikasi hal yang menyimpang sehingga anak-anak tidak mengambil makna yang salah dari sebuah tayangan.
Mastuki mengatakan, pemberian pemahaman tersebut juga dapat dilakukan ketika seorang anak tidak memahami kata-kata yang tayang dalam sebuah program televisi.
3. Hindari melarang anak
Ketakutan orang tua akan siaran televisi yang negatif biasanya membuat mereka melarang anak untuk menonton televisi. Padahal, hal tersebut justru tidak baik untuk dilakukan dan akan sulit dihindari.
Era modern ini, seorang anak pun sudah mengerti bagaimana cara memegang dan menggunakan gadget. Mastuki menilai, sebaiknya orang tua tidak melarang anak untuk menonton televisi dan menggunakan gadget.
"Saat ini kan sulit ya jika melarang, kalau dulu kan tayangan tidak bagus langsung saja orang tua matikan televisi. Kalau sekarang tidak bisa begitu karena masih ada gadget dan anak-anak sudah terbiasa. Jadi lebih baik hindari untuk melarang anak," ucapnya.
Daripada melarang, Mastuki menilai, lebih baik berikan pendampingan kepada anak.
rah/rrn/cnni/lex