Sabtu, 13 Mei 2017|17:18:20 WIB
Jakarta: Aromaterapi memiliki konsep menggunakan aroma atau parfum sebagai salah satu media untuk terapi. Artinya, aroma tersebut digunakan untuk memulihkan, memperbaiki dan mengkoreksi mood seseorang.
Pengobatan alternatif ini diperkenalkan pertama kalinya oleh kimiawan asal Perancis, Rene-Maurice Gattefosse di tahun 1920. Tujuannya, untuk memulihkan fitomolekul ringan.
Semakin lama aromaterapi semakin berkembang. Dia dapat ditemukan tidak hanya dalam bentuk cairan esensial (minyak) saja tapi, dalam bentuk lainnya seperti lilin, dupa, minyak pijat, sabun dan garam. Beragam bentuk itu pun akan menghasilkan wangi yang pilihan saat membelinya.
Psikolog Ratih Ibrahim menilai, aroma terapi memang dianjurkan untuk memulihkan mood seseorang. Hal itu karena indera penciuman seseorang merupakan yang paling dekat dengan otak.
"Kita memiliki banyak indera, salah satu yang paling dekat terhubung dengan otak adalah penciuman. Karena paling dekat maka apapun juga yang terjadi dengan stimulus tersebut paling cepat diterima dan diproses oleh otak," ujarnya, Jumat (12/5).
Wewangian yang tidak sedap, kata Ratih, juga akan mempengaruhi fungsi berpikir seseorang. Bau tidak sedap dapat membuat seseorang menjadi kesal, tidak semangat dan memilih untuk menutup hidungnya.
Ratih mengklaim, terapi dengan aroma bukan hanya sekedar mitos tetapi, telah ada riset terhadap hal tersebut. Ada wangi yang membuat seseorang menjadi birahi, tenang dan energik. Percampuran wewangian itu lebih berpengaruh pada relaksasi.
Dia mencontohkan, ruang kerjanya sebagai seorang psikolog pun menggunakan aromaterapi dengan wangi Lavender. Tujuannya, untuk membuat seseorang yang masuk ke ruangannya memiliki mood yang kalem dan tidak mudah marah.
"Jadi gini, ada bau yang dekat dengan nature, terapi dengan mood untuk membuat seseorang menjadi energik bisa dengan wewangian jeruk. Ada juga lavender yang menenangkan dan wangi mawar, yasmin yang eksotis bisa jadi erotis dan membuat seseorang bergairah," tuturnya.
Ratih mengatakan, tidak ada batasan seseorang ketika mengonsumsi aromaterapi. Seseorang justru dianjurkan setiap hari untuk menghirup aromaterapi karena dapat memperbaiki emosi.
"Pada saat kamu menggunakannya dan memberikan dampak positif dalam mood, pakai saja," ucapnya.
Selain itu, kata Ratih, seseorang juga dapat menggunakan aromaterapi untuk membantunya tidur dan beristirahat. Bahkan, aromaterapi dinilai bagus dan dapat membuat seseorang tidur lebih nyenyak.
Jenis aromaterapi lainnya seperti peppermint yang berguna untuk menyejukkan dan menyegarkan serta mengatasi mual dan kelelahan. Wangi Eukaliptis sebagai antidepresan dan wangi rosemary untuk meredakan nyeri pada kepala dan otot.
Cnni/Sys