Senin, 08 Mei 2017|20:01:54 WIB
Jakarta: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerbitkan obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) I Tahap II 2017. Obligasi tersebut dipatok menyerap dana segar hingga Rp5 triliun.
Aksi korporasi tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai bank pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi tanpa kupon. Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri Royke Tumilar mengungkapkan, zero coupon bond akan diterbitkan dengan tenor tiga tahun dengan kisaran imbal hasil (yield) 7,4 persen hingga 8,15 persen.
"Kami berharap, dengan menambah produk ini (zero coupon bond), seharusnya investor mempunyai opsi untuk melakukan investasi lebih banyak lagi," ujarnya, Senin (8/5).
Selain zero coupon bond, perseroan juga akan menerbitkan obligasi dengan kupon yang terdiri dari tiga seri. Coupon bond Seri A akan memiliki tenor lima tahun dengan kisaran kupon 7,7 hingga 8,45 persen, seri B tujuh tahun dengan kisaran kupon 7,95 hingga 8,7 persen, termasuk seri C bertenor 10 tahun dengan kisaran kupon 8,05 hingga 8,8 persen.
Royke mengatakan, dana yang diserap dari penerbitan obligasi akan digunakan sebagai bagian sumber pendanaan kredit perseroan tahun ini, terutama untuk menjadi sumber pendanaan kredit infrastruktur yang bersifat jangka panjang.
"Kebutuhan kredit jangka panjang kan banyak sekali. Jadi, pendanaan harus matching dengan kebutuhan," jelasnya.
Tahun ini, Bank Mandiri berharap bisa melakukan ekspansi kredit di kisaran 13 hingga 14 persen dibandingkan tahun lalu. Khusus untuk kredit infrastruktur, Bank Mandiri berharap bisa menyalurkan sekitar Rp50 triliun.
Lebih lanjut ia menuturkan, masuknya dana dari obligasi juga akan memperlonggar kondisi likuditas Bank Mandiri dari posisi rasio pendanaan terhadap pinjaman (LFR) saat ini di kisaran 90 persen menjadi 87 hingga 88 persen.
"Kondisi likuditas kami saat ini masih baik. Kami punya excess (kelebihan) likuiditas sekitar Rp15 triliun," imbuh Royke.
Dalam penerbitan ini, Bank Mandiri telah menunjuk lima perusahaan penjamin emisi, yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas.
Silvano Rumantir, Presiden Direktur Mandiri Sekuritas, menilai zero coupon bond akan diminati oleh pasar mengingat kualitas Bank Mandiri sebagai emiten.
"Jumlah masing-masing tranche, termasuk zero coupon bond, belum ditentukan. Tetapi, kami akan mengikuti dinamika pasar dan perkembangan obligasi itu sendiri," katanya.
Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula Ridha bilang, zero coupon bond lebih memberikan kepastian bagi investor yang menginginkan kepastian durasi dan imbal hasil karena tidak ada risiko reinvestasi kupon.
"Jika coupon bond, misalnya, dalam enam bulan investor terima kupon, lalu itu direinvestasi lagi. Kalau imbal hasilnya saat itu turun berarti imbal hasilnya (yang diterima) tidak pasti," terang Ezra saat dihubungi cnnindonesia.com.
Menurut Ezra, kisaran imbal hasil zero coupon bond Bank Mandiri cukup menarik karena saat ini obligasi pemerintah dalam tenor yang sama saat ini ada di kisaran 6,7 hingga 6,8 persen.
Rencananya, penawaran awal obligasi berkelanjutan I tahap II ini akan dimulai pada 5-22 Mei 2017 dengan Penawaran Umum diperkirakan pada 9 - 12 Juni 2017.
Sebagai informasi, tahun lalu, perseroan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp5 triliun melalui PUB I Tahap I. Secara keseluruhan, target penerbitan obligasi melalui PUB I adalah sebesar Rp14 triliun yang akan dilakukan dalam kurun waktu 2016-2018.
bir/cnni/rrn