Wayang Ajen Ramaikan Peringatan Sumpah Pemuda
ilustrasi. cnn

Wayang Ajen Ramaikan Peringatan Sumpah Pemuda

Rabu, 26 Oktober 2016|16:03:49 WIB




RADARRIAUNET.COM - Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober, tahun ini menandai peringatannya yang ke-88 sejak pertama kali pemuda-pemudi mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa pada 1928.

Untuk memperingatinya, Kementerian Pariwisata menggelar parade pertunjukan budaya yang akan berlangsung di halaman Istana Negara Jakarta, pada Sabtu (28/10).

Hadir dalam parade budaya bertajuk 'Nusantara Berdendang' itu seni pertunjukan Wayang Ajen oleh Ki Dalang Wawan Ajen dari Jawa Barat. Wayang Ajen merupakan wayang kontemporer hasil perpaduan dari wayang golek asal sunda, wayang kulit asal Jawa, serta wayang orang yang dilengkapi teater modern.

"Saya melibatkan 70 seniman, dari penari, penabuh gamelan, dan penyanyi yang berkolaborasi dalam satu pentas selama 10 menit. Lakon-nya Sumpah Sang Satria, sumpahnya Gatotkaca, sesuai dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,” ujar dalang bernama asli Wawan Gunawan tersebut, seperti dilansir dari siaran pers yang diterima awak media.

Sebagai dalang, Wawan telah mendapatkan apresiasi dari UNESCO pada 2010 serta berhasil mengibarkan karya budaya Indonesia di 49 negara.

Pada pertunjukan Wayang Ajen, Wawan mengatakan dirinya akan meramu musik etnik dari berbagai daerah di Indonesia termasuk tradisi dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, wilayah perbatasan serta masyarakat bahari.

Dia pun menjanjikan bahwa wayang yang ditampilkan tidak hanya yang terkenal dari Sunda ataupun Jawa saja, seperti halnya sajian penari yang akan turut tampil dengan ragam kostum.

"Ada yang menggambarkan lima pulau besar di tanah air, kemudian ada wayang orang dan para penari yang mengikuti alur cerita si dalang,” tuturnya lebih lanjut.

Selain itu, ia pun mengungkapkan akan menghadirkan wayang dengan rupa Presiden Joko Widodo.

Perihal kisah yang akan dibawakan, menurutnya akan berdasarkan filosofi dari Perang Baratayudha, yang sejatinya adalah peperangan melawan ketidakadilan.

"Perang melawan kemiskinan, kebodohan, ketidakpedulian, ketertinggalan. Kita sedang berperang melawan perpecahan, egoisme, dan sikap tak mau bertanggung jawab. Perang ini kita diterjemahkan dalam kerja, kerja kerja! Berkarya dan terus mencipta,” katanya.

Menurutnya, dari pertunjukkan itu nantinya ia berharap menjadi pemicu bangkitnya semangat anak muda. Semangat itu akan akan ia tuangkan lewat tokoh Gatotkaca yang dikenal dengan sosok penuh ide dan berani, serta kebijaksanaan yang dituangkan lewat peran Krisna.

Lakon Sumpah Sang Satria ini bercerita tentang Gatotkaca yang dididik oleh ibunya Dewi Arimbi dan ayahnya Bima serta ajaran dari Prabu Kresna. Sebagai abdi negara, Gatotkaca sadar bahwa dia wajib patuh terhadap perintah Negara. Sekalipun saat diangkat oleh Krisna menjadi senopati perang di Kurusetra, Gatotkaca harus siap berhadapan dengan musuhnya dalam perang.

Saat itu, musuh utamanya adalah Senopati Agung dari Astina, Adipati Karna, seseorang yang mungkin bukanlah tandingannya. Bahkan sebelum berperang dia tahu bahwa musuhnya itu tidak mudah untuk dikalahkan. Tetapi dengan semangat membela negara, hal itu menjadi kekuatannya untuk tetap maju berjuang.

"Bukan soal menang dan kalahnya. Tapi saya mau menonjolkan spirit berani maju, berani menghadapi tantangan, demi negara, itulah yang perlu diteladani," kata Wawan.

Di penghujung pertunjukan, semua seniman akan berdendang bersama dengan lagu Pesona Indonesia yang dibawakan penyanyi Rossa.


cnn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita HIBURAN

MORE

MOST POPULAR ARTICLE