RADARRIAUNET.COM - Serangan terhadap petugas pos polisi di Kota Tangerang, Kamis (20/10), berawal ketika petugas mengatur lalu lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cikokol.
Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, saat itu waktu menunjukkan pukul 7.10 WIB.
"Tiba-tiba ada laki-laki yang menyerang petugas secara brutal," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta. Pria itu menyerang petugas menggunakan senjata tajam.
Selain itu, pelaku juga melemparkan barang yang diduga bahan peledak ke dalam pos. "Barang dengan ciri-ciri seperti bahan peledak, ada sumbunya."
Akibatnya, anggota kepolisian yang berada di lokasi terluka parah, termasuk Kepala Kepolisian Sektor Tangerang Kota Komisaris Effendi.
Serangan itu, kata Boy, awalnya hanya mengarah pada dua anggota polisi, yakni Brigadir Kepala Sukardi dan Inspektur Satu Bambang Heriadi. Mereka mengalami luka tusuk di punggung dan dada.
Effendi yang berada tidak jauh dari lokasi langsung melakukan pengecekan ke pos tersebut dan mendapati pelaku masih memegang senjata tajam.
"Dia berusaha melumpuhkan pelaku dengan menembak pada bagian kaki. Namun, pelaku tetap melakukan penyerangan secara brutal," kata Boy.
Akhirnya, Effendi pun turut menjadi korban serangan tersebut dan menderita luka di bagian dada.
Pada akhirnya, pelaku akhirnya tidak sanggup bergerak lagi setelah menerima tembakan tersebut. Dia diamankan dan dilarikan ke rumah sakit beserta tiga korban.
"Sementara beberapa barang bukti yang di temukan di TKP ada dua senjata tajam, dua buah (benda) yang diduga bom pipa," kata Boy.
Saat ini, kandungan dan barang yang diduga bahan peledak ini masih dipelajari dipelajari oleh petugas.
Pelaku Tunggal
Pelaku yang belakangan diketahui berinisial SA itu diduga beraksi sendiri dalam melakukan serangan ini. Namun, hal ini masih terus didalami lebih lanjut oleh kepolisian.
"Kami belum mendapat informasi berkaitan dengan adanya pihak-pihak lain. Masih dalam penyelidikan untuk dikembangkan oleh tim kita untuk melakukan investigasi," kata Boy.
Polisi, untuk itu, melakukan olah tempat kejadian perkara dan mencari keterangan masyarakat yang mengetahui peristiwa ini.
Meski diduga pelaku tunggal, SA diduga juga merupakan bagian dari jaringan teror yang selama ini sudah beraksi di Indonesia.
"Kami masih dalami dulu. Yang jelas mereka mengunakan sarana-prasarana serangan-serangan yang selama ini kita lihat mirip terhadap petugas-petugas di lapangan," kata Boy.
cnn/radarriaunet.com