RADARRIAUNET.COM - Pedagang musiman biasanya hanya mengincar acara-acara atau tempat-tempat keramaian. Mereka selalu punya ide besar dalam mencari nafkah.
Namun tidak demikian dengan Ana. Warga Pasirpangaraian ini lebih memilih berjualan makanan dan minuman di tepi sungai Batang Lubuh dua di musim kemarau. Sungai ini jadi tempat aktivitas mandi dan mencuci karena sumur di rumah masyarakat mulai kering.
Bukan hanya aktivitas mandi dan mencuci, tidak sedikit supir mencuci truk nya di aliran sungai Batang Lubuh dua terletak di Desa Pematang Berangan, Kecamatan Rambah yang sedang surut.
Jangan anggap remeh, meski berjualan mie instans, mie goreng, mie rebus, gorengan, dan minuman ringan, dengan pakai tenda beratapkan terpal biru di tepi sungai Batang Lubuh dua, Ana mengakui dirinya bisa mendapatkan omset antara Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per hari.
Perempuan ini mengakui saat musim kemarau panjang, ia selalu berdagang makanan dan minuman ringan di sungai Batang Lubuh dua mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Dari jerih payahnya ini, ia bisa sedikit membantu ekonomi keluarganya.
"Sudah enam bulan berjualan di sini. Kebanyakan pembeli dari masyarakat yang datang ke sini untuk mandi dan mencuci (pakaian)," ungkapnya.
Bukan hanya mandi dan mencuci, ada juga warga yang datang ke sungai Batang Lubuh mengambil air pakai jerigen, dan mobil tangki.
Meski demikian, Ana tetap mengharapkan hujan secepatnya turun. Apalagi, sumur di rumahnya juga sudah kering, sehingga keluarganya kesulitan mendapatkan air bersih.
rtc/radarriaunet.com