Setahun Tak Tuntas, Polisi Bentuk Tim Khusus Kematian Akseyna
ilustrasi pembunuhan. cnn

Setahun Tak Tuntas, Polisi Bentuk Tim Khusus Kematian Akseyna

Jumat, 14 Oktober 2016|13:43:52 WIB




RADARRIAUNET.COM - Kepolisian Resor Kota Depok membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori (18).
 
Kepala Unit Kriminal Umum Polresta Depok Inspektur Satu Harun Rosyid mengatakan, dibentuknya tim khusus bertujuan mempercepat penyelesaian kasus tersebut. Oleh karena itu, Kepolisian menampik tudingan kasus kematian Akseyna diabaikan.
 
"Sekarang Polresta Depok membentuk tim riksa sendiri, tim lapangan sendiri, dan tim IT sendiri. Itu untuk mempercepat terungkapnya kasus ini (kematian Akseyna)," ujar Harun di Kantor Ombudsman, Jakarta kemarin.
 
Selain tim khusus, Polresta Depok baru saja kembali melakukan gelar perkara atas kasus kematian Akseyna. Meski demikian, Kepolisian belum memiliki cukup bukti untuk memastikan siapa pembunuh Akseyna.
 
Harun hanya mengatakan, Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Harry Kurniawa telah menginstrusikan tim khusus kematian Akseyna untuk memberi laporan mingguan. Hal tersebut untuk memfokuskan setiap temuan yang diperoleh oleh para penyidik tim khusus tersebut.
 
"Minggu depan, kami juga akan melakukan analisa dan evaluasi perkara lagi di depan Kapolres," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Harun memaparkan, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Akseyna diduga telah tewas selama dua hari sebelum jenazahnya ditemukan tenggelam di danau UI. Dugaan itu berdasarkan laporan visum yang dilakukan oleh tim kedokteran Kepolisian.
 
Kepolisian juga menduga, Akseyna tenggelam di danau dalam kondisi hidup. Hal itu terlihat dari ditemukannya cairan yang masuk ke dalam paru-paru serta luka memar di bagian bibir, dahi, kepala bagian belakang, pelipis kanan dan kiri, dada, serta leher Akseyna.
 
"Asumsi kami Akseyna pingsan atau masih sadar saat ditenggelamkan ke dalam danau. Ia juga diduga mengalami kekerasan fisik," ujar Harun.
 
Ia berkata, Kepolisian dibantu Polda Mentro Jaya telah memeriksa sejumlah saksi, yaitu rekan, petugas keamanan UI, dan keluarga Akseyna. Namun, pemeriksaan yang dilakukan berulang kali tersebut belum mampu mengungkap pelaku pembunuh Akseyna.
 
Akseyna ditemukan mengambang dalam posisi memakai tas berisi batu seberat 14 kilogram dan tak dikenali identitasnya di danau Kenanga UI pada Kamis 26 Maret 2015. Identitas Akseyna baru diketahui pada Senin 30 Maret 2015.
 
Saat proses penyelidikan, penyidik menemukan sepucuk surat di kamar kosnya yang berisi permintaan maaf serta untuk tidak mencarinya lagi semenjak surat tersebut ditemukan. 
 
Namun, Grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi yang dipanggil oleh polisi untuk membantu mengungkap tulisan tangan dari Aksyena menyatakan, tulisan surat yang ditinggalkan Akseyna tak dibuat oleh Akseyna, melainkan orang lain.
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE