Pemkab Malang Akan Masukkan Sejarah Singosari Jadi Mata Pelajaran Siswa
Penampilan drama kolosal dalam Penutupan Festival Literasi Singosari di Candi Cago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2016) malam. kps

Pemkab Malang Akan Masukkan Sejarah Singosari Jadi Mata Pelajaran Siswa

Rabu, 05 Oktober 2016|12:46:13 WIB




RADARRIAUNET.COM - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur mulai menyadari pentingnya pendidikan budaya untuk siswa. Apalagi, Malang ke depan akan membangun tagline Singosari sebagai lokasi wisata heritage atau wisata berbasis budaya.
 
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara mengatakan, membangun wisata butuh sinergi antar Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Termasuk dengan Dinas Pendidikan.
 
Oleh karenanya, ia akan berupaya untuk memasukkan sejarah Singosari ke dalam mata pelajaran siswa. "Kita libatkan dari Dinas Pendidikan. Kita libatkan teman-teman yang punya kurikulum literasi," katanya usai Penutupan Festival Literasi Singosari di Candi Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2016) malam.
 
Menurut Made, salah satu kendala untuk mengembangkan wisata heritage adalah minimnya kesadaran masyarakat akan sejarah. Menurutnya, masyarakat banyak yang tidak mengerti tentang kisah Kerajaan Singosari yang berpusat di Malang.
 
"Kendalanya kadang masyarakat kita sendiri, masyarakat kita sendiri kan tidak mengerti. Sekarang penjaga candi-candi itu sudah sepuh. Kalai meninggal siapa yang bisa menggantikan. Kadang di regenerasi ini kita lemah," jelasnya.
 
Dengan dimasukkannya sejarah Kerajaan Singosari ke dunia pendidikan, anak didik diharapkan bisa andil dalam pembangun wisata heritage atau budaya ini dengan menjelaskan kisah Kerajaan Singosari kepada pengunjung. "Sehingga pada saat ada kunjungan wisata. Kita bisa bercerita.Semua anak-anak bisa bercerita," ungkapnya.
 
Tidak hanya itu, Made mengaku juga sudah mengusulkan ke Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya candi-candi peninggalan kerajaan terdahulu bisa diambil alih pengelolaannya.
 
Sebab selama candi-candi itu masih ada di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), pemerintah daerah kesulitan untuk mengelolanya menjadi potensi wisata.
"Kita minta BPCB untuk memberikan atau menghibahkan kepada Pemda. Selama ini kita tidak bisa membangun karena bukan milik Pemda," ungkapnya.
 
Apalagi, lahan di sekitar candi-candi yang ada sudah menjadi milik masyarakat. Sehingga saat pemerintah ingin menggelar acara budaya, kesulitannya ada di lahan.
 
 
kps/fn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita LIFE

MORE

MOST POPULAR ARTICLE