RADARRIAUNET.COM - Transportasi umum yang baik semakin mendesak direalisasikan untuk masyarakat di kawasan Jabodetabek. Keberadaannya diyakini bisa menjadi faktor pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.
Pasalnya, Jabodetabek kini telah tumbuh menjadi megapolitan yang sangat beragam baik dari sisi pendapatan, posisi geografis antar lokasi, tata ruang, hingga daya dukung wilayah membuat mobilitas masyarakat nya demikian tinggi.
"Pertumbuhan Jabodetabek ini membuat mobilitas masyarakat menjadi sangat kompleks dan untuk mengakomodasinya perlu keseimbangan antara kendaraan pribadi dan angkutan umum," kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, kepada awak media , Sabtu (17/9/2016).
Pada kesempatan lain, Danang menyebutkan bahwa transportasi umum yang cocok diterapkan di kawasan Jabodetabek adalah transportasi berbasis kereta.
Pendapat Danang itu bukannya tanpa alasan. Selain sejalan dengan program pemerintah, transportasi umum berbasis kereta disebutnya lebih handal dan mampu mengangkut banyak orang.
Kendati demikian, transportasi umum di Jabodetabek sendiri masih belum sesuai dan belum mampu mengikuti perkembangan kawasan.
"Jaringan angkutan umum di Jabodetabek saat ini masih belum efisien. Buktinya, pergantian angkutan masih dua hingga tiga kali per trip dan integrasi fisik antar-jaringan pun belum terbentuk," tambah Danang.
Ketiadaan integritas fisik, lanjut Danang berimbas pada bagian terkecil kota seperti kelurahan dan kecamatan banyak yang belum terhubung angkutan umum.
"Hal tersebut ditandai layanan ojek dan ojek online yang sangat populer karena mengisi ruang-ruang yang tidak terlayani angkutan umum," pungkasnya.
kps/fn/radarriaunet.com