Sabtu, 17 September 2016|16:32:36 WIB
RADARRIAUNET.COM - Rusia menuding Amerika Serikat tidak mau membagikan dokumen mengenai kesepakatan gencatan senjata di Suriah dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Akibat sikap AS ini, rapat penting DK PBB yang seharusnya dilaksanakan pada Jumat (16/9) untuk membahas kesepakatan gencatan senjata tersebut pun dibatalkan.
Menurut Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, Dewan Keamanan tidak akan dapat mendukung kesepakatan gencatan senjata itu melalui satu resolusi jika mereka tak mengetahui isi kesepakatannya.
"Kemungkinan besar kami tidak akan memiliki resolusi dalam DK PBB karena AS tidak mau memberikan dokumen itu kepada Dewan Keamanan. Kami yakin kami tidak akan dapat meminta mereka mendukung satu dokumen yang belum pernah mereka lihat," ujar Churkin seperti dikutip AFP.
Sejak tercapai pada 9 September lalu, Rusia terus mendesak agar kesepakatan itu didukung oleh resolusi PBB. Namun, AS enggan merilis rincian kesepakatan tersebut dengan alasan masalah keamanan bagi beberapa kelompok pemberontak yang didukung AS di Suriah.
Seorang juru bicara misi AS untuk PBB mengatakan bahwa negaranya tidak setuju dengan cara Rusia untuk memberi tahu Dewan Keamanan yang dianggap "tidak mengompromikan keamanan operasional kesepakatan itu."
Churkin mengatakan bahwa Rusia sudah mengajukan dua draf resolusi mengenai kesepakatan itu, tapi pihak AS menolaknya dan mencoba untuk mengubahnya.
"Mereka selalu membawa hal yang sangat berbeda yang mencoba untuk menginterpretasikan lagi kesepakatan itu. Mereka tidak melakukan hal yang benar," katanya.
Juru bicara misi AS itu pun mengatakan bahwa kini Washington hanya ingin berfokus pada kesepakatan gencatan senjata itu agar warga Suriah dapat segera mendapatkan bantuan kemanusiaan.
"Sekarang ini, kami akan berfokus pada implementasi kesepakatan yang digagas oleh Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menlu [Rusia], Sergei Lavrov, yang penting untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah yang membutuhkan," ucap juru bicara tersebut seperti dilansir Reuters.
Namun, meskipun gencatan senjata sudah dilakukan, proses penyaluran bantuan tetap dianggap terlambat.
Pada Rabu, dua konvoi pembawa bantuan yang telah menyeberangi perbatasan Turki ke Suriah terdampar di tanah tak berpenghuni, menunggu izin untuk memasuki Aleppo dari berbagai pihak yang bertikai di Suriah. Pengiriman bantuan pun tertunda hingga hari ketiga gencatan senjata.
cnn/radarriaunet.com