Plt Bupati Rohul segera Bentuk Tim Khusus
Plt Bupati Rohul. hal

Plt Bupati Rohul segera Bentuk Tim Khusus

Kamis, 08 September 2016|12:28:22 WIB




RADARRIAUNET.COM - Ratusan masyarakat asal Desa Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, yang tergabung dengan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) menggelar pertemuan tertutup di lantai 3 Kantor Bupati Rohul dengan Plt Bupati Rohul, Sukiman, Rabu (7/9/2016) pagi.
 
Pertemuan rapat tertutup untuk umum langsung dipimpin oleh Sukiman dihadiri  juga oleh Kapolres Rohul dan perwakilan dari TNI, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Rohul.
 
Tujuan diadakan rapat pertemuan mendadak ini guna meluruskan permasalahan tentang kebakaran lahan warga yang terbakar dan mengklaim tentang penyanderaan terhadap tujuh orang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jumat (2/9/2016) lalu.
 
Ketujuhnya dinyatakan oleh Menteri KLHK, Siti Nurbaya, disandera oleh oknum masyarakat yang diprovokasi oleh perusahaan saat melakukan penyegelan dan penancapan papan segel KLHK di areal bekas terbakar, di perkebunan kelapa sawit milik warga.
 
"Kami tidak ada bermaksud untuk melakukan penahanan terhadap ketujuh orang KLHK, sekedar mengklarifikasikan bahwa kami hanya bertemu dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada mereka," ungkap Ketua Badan Pemberdayaan Desa Bonai, Rokan Hulu, Jefriman, kepada awak media, usai pertemuan dengan Plt Sukiman, Rabu (7/9/2016).
 
Kendati demikian, selaku warga Desa Bonai Darussalam dan Kelompol Tani Nelayan Andalan (KTAN) juga tetap meminta maaf kepada Menteri KLHK, Siti Nurbaya atas insiden tersebut, semua itu bukan kehendak warga.
 
"Mungkin kami orang yang tidak berpendidikan, hanya tamatan sekolah dasar yang tidak mengenal dunia hukum yang berlaku," keluh Jefriman.
 
Pada kesempatan ini, Jefrimen meminta kepada pemerintah daerah (pemda) Rohul dapat memberikan solusi agar mereka dapat memperoleh kejelasan atas status lahan ulayat mereka. Pasalnya dari tahun 2006 hingga sekarang warga tidak mendapatkan izin untuk mengelola lahan tersebut, sebab menurut Jefriman lahan tersebut merupakan tanah ulayat yang menjadi hak bagi tiga suku yang terdapat di Desa Bonai Darusalam, yakni Suku Mandailing, Domo dan Melayu.
 
"Warga cuma meminta dikabulkan permintaan, itu saja kok. Kenapa dipersulit," tegas Jefrimen.
 
Mendengarkan keluh warga Desa Bonai Darusalam, Sukiman akan segera meresponnya. Dalam jangka dekat ini, segera akan dibentuk tim khusus untuk mencari kebenaran atas simpang siurnya informasi tersebut. Hasil dari tim tersebut nantinya kata Sukiman akan menjadi bahan untuk dilakukan evaluasi dan disampaikan ke pemerintah pusat.
 
"Saya akan mengadakan tim khusus, yang nantiknya bisa menjawab keluhan dari warga, yang selama ini menjadi beban mereka," jelas Sukiman kepada awak media,com usai pertemuan, Rabu (7/9/2016).
 
Lanjut Sukiman meminta warga agar bersabar dalam menghadapi masalah yang terjadi sekarang ini. Sukiman menegaskan agar warga mempercayakan hal tersebut kepada Pemkab Rohul.
 
Sambung Sukiman warga sekarang menjadi kalut karena sawit mereka terbakar seluas 3.300 hektare dan ditambah lagi tentang masalah warga telah menyandera ketujuh orang pekerja dari KLHK, sehingga terjadi kesalah pahaman antara warga dan masyarakat luas yang mendengarkan pemberitaan penyenderaan tersebut.
 
Sukiman juga meminta kepada para tokoh dan pemuka masyarakat setempat untuk turut serta menciptakan agar suasana tetap kondusif. Ia juga mempersilahkan warganya itu untuk kembali bekerja seperti biasa. Kemudian Sukiman tidak akan tinggal diam dalam hal ini.
 
"Saya minta tokoh masyarakat agar dapat menyampaikan hal ini. Tetap jaga kampung kita agar tetap aman dan kondusif. Silahkan kembali bekerja seperti biasa. Kita tidak akan tinggal diam, kita akan bantu cari solusi yang terbaik," pungkas Sukiman.
 
 
hal/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE