RADARRIAUNET.COM - Presiden Rodrigo Duterte mendeklarasikan bahwa kini Filipina ada dalam "situasi kekerasan di luar hukum" untuk melawan terorisme dan menggencarkan kampanye anti-narkoba pasca terjadinya ledakan yang menewaskan 14 orang di kampung halamannya, Davao City, pada Jumat (2/9).
"Ini bukan darurat militer, tapi ini akan diberlakukan di seluruh negara dengan upaya koordinasi yang baik antara militer dan kepolisian," ujar Duterte dalam sebuah wawancara televisi yang dikutip Inquirer, Sabtu (3/9).
Melanjutkan pernyataannya, Duterte berkata, "Saya mengemban tanggung jawab untuk melindungi negara. Saya bertanggung jawab untuk tetap menjaga keutuhan integritas bangsa."
Duterte lantas menjabarkan bahwa dalam situasi "kekerasan di luar hukum" ini, akan ada lebih banyak pos pemeriksaan dari sebelumnya. Ia pun sudah memerintahkan militer untuk memburu para pelaku yang diduga merupakan anggota kelompok militan Abu Sayyaf.
Mantan Wali Kota Davao City ini pun sudah mengunjungi lokasi ledakan yang terletak di sebuah pasar malam. "Ini bukan kali pertama Davao menjadi korban kekerasan," katanya.
Ia kemudian mengatakan bahwa insiden ini dapat terjadi karena Davao bukan wilayah fasis. "Semua orang dapat keluar masuk Davao. Davao aman, tidak ada kriminalitas di sini kecuali terorisme," katanya.
Davao City terletak di Mindanao, Filipina selatan. Meski Mindanao dilanda berbagai aksi kekerasan dari kelompok pemberontak Muslim, Davao City merupakan salah satu kota yang dinilai aman.
Sebelum dilantik menjadi presiden Filipina pada akhir Juni lalu, Duterte menjabat sebagai Wali Kota Davao City selama 22 tahun. Saat menjabat sebagai wali kota, pria 71 tahun ini dikenal keras terhadap pelaku tindak kejahatan serta pengedar narkoba.
Ketika mendapatkan laporan mengenai insiden ini, Duterte pun membatalkan kunjungannya ke Brunei Darussalam yang seharusnya menjadi lawatan luar negeri pertamanya semenjak menjabat sebagai presiden.
Ketika ditanya pesan untuk masyarakat Davao, Duterte hanya berkata, "Tetap tenang. Pemerintah bersama kalian. Kami akan melindungi semuanya."
cnn/radarriaunet.com