RADARRIAUNET.COM - Setelah sempat menahan diri hampir dua jam, akhirnya bentrok masyarakat Selatpanjang dan polisi kembali pecah. Polisi menembakan gas air mata untuk gagalkan serangan warga. Upaya pembubaran polisi yang mendatangi Mapolres Meranti dengan tembakan gas air mata dan kekerasan justru membuar warga marah. Ribuan warga menyerang dari berbagai arah kearah Mapolres.
Mapolres Kepulauan Meranti di Jalan Pembangunan Selatpanjang kembali diserang warga, Rabu (25/8/16). Ribuan warga yang sempat menahan diri setelah bentrok tepat tangah har tadi, kembali melancarkan serangan. Polisi yang berada di Mapolres Meranti langsung bereaksi untuk menggagalkan serangan warga. Dilakukan tembakan gas air mata untuk membuat konsentrasi warga terpecah.
Warga yang mendapat tembakan gas air mata langsung berlarian menghindar, namun mereka tidak langsung pergi. Hanya menunggu pengaruh gas air mata mereda lalu kembali berusaha menyerang Mapolres Meranti.
Bentrok saling serang hingga kini terus terjadi. Pihak kepolisian lakukan penjagaan dibeberapa jalan dan mengejarkan masa dan dipukuli, tak sedikit juga motor warga dipinggiran jalan diterjunkan pihak kepolisian kedalam parit Bahkan ada salah seorang warga bersama istrinya yang melintasi jalan tersebut menjadi bulan-bulanan polisi.
Sebaliknya, ribuan warga yang menyerang dari berbagai arah dikabarkan berhasil membakar lima motor pihak kepolisian. Tampak warga juga membakar ban. Suasana Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti kini semakin memanas. Bentrok kembali tak terelakkan saat polisi menghadang ribuan warga yang marah dan mendekati asrama polisi. Warga tampaknya ingin mengulang tragedi tahun 2001. Dimana bentrok warga dengan polisi dan mengakibatkan asrama polisi terbakar. Dan kini ribuan massa semakin beringas dan sempat masuk dan membakar sebagian asrama. Pihak Kepolisian sendiri hingga kini tampak berjaga-jaga. Menghadang warga yang memaksa masuk asrama. Sebagai antisipasi suasana yang tidak terelakkan, kini asrama sudah tampak kosong.
Sementara itu, Is, warga Jalan Dorak Selatpanjang dipastikan menjadi korban tewas bentrok warga dengan polisi. Di rumah dukanya ratusan warga melayat pria beranak tiga tersebut. Dari keterangan beberapa warga yang ikut mengakat tubuh Is yang tergeletak di depan pintu gerbang Mapolres Meranti, terdapat luka serius di bagian kepala. Dugaan sementara korban terkena tembakan peluru karet dari jarak dekat.
Bentrok ini berawal dari meninggalnya seorang Anggota Kepolisian Resort Kepulauan Meranti, Kamis (25/8/2016) dini hari tadi tewas dibunuh di parkiran Hotel Furama, Selatpanjang. Korban bertugas disatuan Narkoba, Adil S Tambunan (31th) tersebut tewas setelah ditusuk sebelah pisau oleh, Apri Adi pratama alias Adi (24th) tenaga Honorer Dispenda Kepulauan Meranti.
"Sempat terjadi pertengkaran antara pelaku dan korban diparkiran hotel tersebut, tidak lama kemudian pelaku menyerang dgn menggunakan sebilah pisau lalu menusuk korban,"Jelas Kapolres Meranti, AKBP Asep Iskandar.
"Korban menderita luka 5 tusukan, pad bagian dada tengah, dada samping kiri, lengan atas tangan kiri bagian luar, lengan atas tangan kiri bagian dalam, punggung kiri dan terdapat juga 1 luka robek pada bagian bahu,"lanjutnya.
Setelah melakukan penusukan terhadap korban, pelaku langsung melarikan diri, sesaat sebelum sejumlah Anggota kepolisian tiba ditempat kejadian melihat korban sudah merenggang myawa. "Jajaran kita langsung melakukan pencarian, berdasarkan hasil Cek Pos diketahui keberadaan pelaku telah berada di Desa Mekar Sari Kec. Merbau. sekira Pukul 03.30 Wib," tutur AKBP Asep.
Setelah ditemukan, kata Kapolres pelaku kembali berusaha melarikan diri, meski sudah diberi tembakan peringatan. "Sehingga pelaku terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan di kaki, " ujarnya.
Hanya saja, kabar meninggalnya Apri Adi Pratama alias Adi (24), pegawai honor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Meranti yang diduga membunuh personil Polres Meranti Adil S Tambunan dengan cara menikamnya di parkiran Hotel Furama mendapat perhatian yang luas dari warga.
Puluhan warga berdatangan ke RSUD Kepulauan Meranti d Jalan Dorak Selapatnjang, Kamis (25/8/16) mereka ingin mendapat kepastian mengenai kabar meninggalnya Apri Adi Pratama alias Adi.
Semakin lama jumlah warga yang datang semakin banyak. Mulai terdengar suara kasak-kusuk melampiaskan kemarahan pada tindakan polisi yang menyebabkan tewasnya Adi. Meskipun dia bersalah, warga beranggapan tak semestinya Adi dibunuh.
Sebelumnya, Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar menyatakan petugas terpaksa menembak Adi karena terus berusaha melarikan diri meskipun sudah diberi tembakan peringatan.
Warga yang tidak puas dengan kematian Adi mulai meninggalkan RSUD. Ribuan warga bergerak menuju Polres Meranti. Mereka tak puas pada penjelasan Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar terkait penyebab kematian Apri Adi Pratama alias (Adi), tersangka pembunuh Brigadir Adil S Tambunan, personil Polres Meranti dini hari tadi, Kamis (25/8/16).
Tidak hanya warga biasa yang terlihat dalam kelompok tersebut, melainkan juga ada sejumlah anggota DPRD Meranti, seperti Hafizan Abbas, Mudzakir dan Taufik turut datang ke RSUD. Termasuk Ketua Lembaga Adat Melayu Ridwan Hasan dan tokoh masyarakat Selatpanjang H Katan.
Sebelumnya, Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar dalam pertemuan yang digelar di aula rumah sakit. Dari pembicaraan dengan masyarakat, Kapolres menegaskan janjinya untuk mengusut kematian Adi dan akan menindak anggotanya yang terlibat menjadi sebab kematian pegawai honor di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Meranti tersebut.
Hanya saja, warga merasa tidak puas karena sampai saat ini Kapolres belum terbuka terkait penyebab kematian Adi. Meskipun ia membenarkan adanya penembakan dua kali di kaki Adi. Suasana kian memanas menyusul beredarnya foto Adi saat ditangkap aparat. Terlihat kondisi Adi yang babak belur dan berdarah-darah.
Warga yang sudah berada di Mapolres Kepulauan Meranti di Jalan Pembangunan Selatpanjang langsung dihadang aparat anti huru-hara. Sempat terjadi aksi saling dorong.
Tepat tengah hari ribuan warga kehilangan kesabaran. Sebagian dari mereka mulai melempari Mapolres Meranti di Jalan Pembanguan Selatpanjang dengan batu dan kayu.
Polisi tak mendiamkan diri menjadi sasaran serangan warga. Mulai dilakukan pembalasan dengan tembakan. Terdengar bersahutan suara tembakan. Tak lama kemudian terdengar suara teriakan kesakitan. Ada warga yang digotong dengan kondisi berdarah-darah. Belum jelas apakah terkena tembakan aparat atau terluka karena apa.
Dua SST Brimob Dikirim Redam Rusuh Selatpanjang
Kasus pembunuhan terhadap personil Polres Meranti Brigadir Adil S Tambunan (34) di parkiran Hotel Furama, Kota Selat Panjang, ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, dini hari tadi dilatarbelakangi rasa cemburu.
Demikian diungkapkan Kabid Humas Polda Riau, Guntur Aryo Tejo, SIK, MM dalam ekspose kepada wartawan, Kamis (25/8/16). Dikatakannya, laporan yang dia terima dari Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Asep Iskandar menyebutkan kasus penikaman terhadap Adil S Tambunan oleh Apri Adi Pratama alias Adi (24), pegawai honor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kepulauan Meranti dipicu oleh rasa cemburu.
"Saat itu Adi melihat Brigadir Adil bersama dengan seorang perempuan. Siapa perempuan ini masih dalam penyelidikan," kata Guntur.
Untuk mengantisipasi eskalasi dari gejolak massa, Polda Riau sudah menurunkan 2 Satuan Setingkat Pleton (SST) Brimob Polda Riau dan 2 SST lagi, masing masing 1 SST dari Polres Bengkalis dan 1 SST lagi dari Polres Siak. Kabid Humas Polda Riau menghimbau masyarakat Kepulauan Meranti untuk menahan diri dan mempercayai penanganannya kepada aparat kepolisian setempat.
teu/rtc/radarriaunet.com