Tak Kunjung Dibangun Pasca Terbakar, Seribuan Pedagang Plaza Sukaramai Bakal Mogok Bayar Service Cha
Plaza Sukaramai. wpo

Tak Kunjung Dibangun Pasca Terbakar, Seribuan Pedagang Plaza Sukaramai Bakal Mogok Bayar Service Cha

Selasa, 16 Agustus 2016|13:51:26 WIB




RADARRIAUNET.COM - Seribuan pedagang Plaza Sukaramai yang kini menempati kios dan tempat penampungan sementara (TPS) akan melakukan aksi boikot pembayaran uang service charge kepada pihak pengelola, PT Makmur Papan Permata (MPP). Pasalnya hingga kini belum ada kepastian dari PT MPP untuk membangun kembali gedung pusat perbelanjaan terbesar di Kota Pekanbaru pasca terbakar pada 8 Desember 2015 lalu.

"Padahal pasca kebakaran Pak Walikota Pekanbaru sudah memerintahkan kepada pihak pengelola untuk segera membangun kembali Plaza Sukaramai seperti sediakala. Tetapi dari pihak pengelola, PT MPP hingga kini ada kepastian kapan akan dibangun. Oleh sebab itu kami akan melakukan aksi boikot membayar uang service charge," kata H Ismed Bakri, Ketua Himpunan Pedagang Pasar Plaza Sukaramai (HP3S) usai rapat terbatas dengan seratusan pedagang di salah satu hotel Pekanbaru, Kamis malam (11/8/16).

Ditambahkan Ismed, kebijakan PT MPP terhadap kini sudah keterlaluan dan dinilai sudah mendzolimi. Betapa tidak, ketika masih berjualan di dalam gedung Plaza Sukaramai (Ramayana), uang service charge yang dibayarkan pedagang kepada pihak pengelola hanya Rp45 ribu per meter setiap bulan. Kini, ketika berjualan di TPS yang terbuat dari kayu, uang service charge naik menjadi Rp67.500,- per meter.

"Uang service charge yang diberlakukan pihak PT MPP sudah keterlaluan, di atas kewajaran. Dulu ketika masih di dalam gedung, harga service charge hanya Rp45 ribu per meter. Ada AC (pendingin udara), ada petugas cleaning service, ada keamanan. Sekarang di bangunan seperti itu kami harus bayar Rp67.500 per meter," tukas H Martha, salah seorang pedagang Pasar Sukaramai ikut menimpali.

Yang membuat para pedagang kesal kepada pihak pengelola Plaza Sukaramai, sudah lah membayar lebih uang service charge, faktor keamanan kini semakin tidak diperhatikan. Para pedagang yang menempati kios atau ruko yang berada di dalam komplek pusat perbelanjaan itu kerap kali menjadi korban kemalingan.

"Sampai bulan ini sudah delapan unit AC (Air Conditioner) yang hilang dibongkar maling," tukasnya.

Oleh karena itu, imbuhnya, tidak hanya akan memboikot membayar uang service charge, para pedagang juga akan menyusun rencana untuk menggelar aksi demonstrasi besar besaran.


rtc/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE