Saat Wagub Djarot Cerita Soal Suro dan Boyo yang Menang Tantangan
Djarot beri roti buaya di latihan ketoprak . dtc

Saat Wagub Djarot Cerita Soal Suro dan Boyo yang Menang Tantangan

Selasa, 16 Agustus 2016|08:54:41 WIB




RADARRIAUNET.COM - Wagub DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat bakal bermain ketoprak guyonan pada 21 Agustus mendatang. Dalam sesi latihan, dia sempat bercerita tentang Suro dan Boyo yang merupakan lambang dari kota Surabaya. 
 
Dia mengawali ceritanya saat membawa roti buaya untuk dibagikan kepada para pemain. Sambil memberikan roti buaya, Djarot bicara soal makna dari roti tersebut dan menghubungkan pada salah satu ikon kota di Indonesia yakni Surabaya.
 
"Saya dari lebaran Betawi tadi. Kan gede aku dikasih tadi (di acara lebaran Betawi). Terus aku mikir masa dibawa ke rumah. Makanya dibawa ke sini. Kalau di Surabaya kan Suro artinya berani, Boyo artinya tantangan. Jadi berani menghadapi tantangan," ucap Djarot di Gedung Wayang Orang Bharata, Jl. Kalilio, Jakpus, Minggu (14/8/2016).
 
"Maknanya Indonesia berani menghadapi tantangan. Di cerita ikon itu kan ceritanya Suro pasti menang jadi memenangkan persaingan dan tantangan ke depan," lanjut Djarot yang juga menjabat sebagai Ketua DPP PDIP.
 
Saat ditanya wartawan apakah pemberian roti buaya tersebut menjadi simbol kuat bahwa PDIP bakal mengusung Tri Rismaharini dalam Pilgub DKI 2017, Djarot mengelak. "Tidak ada kaitan ke situ. Roti buaya itu kan roti khas Betawi yang keluar saat lebaran Betawi. Ini sebagai simbol warga Betawi terbuka pada siapapun juga. Ketoprak ini kan yang main orangnya macam-macam. Simbol persatuan dengan roti buaya. Itu khas yang ada di Betawi," ungkapnya.
 
Dalam Ketoprak Guyonan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri, Djarot juga akan turut berlakon sebagai Abdi Dalem atau pelayan.
 
Ia akan beradu peran dengan sejumlah pejabat lain yang bermain dalam ketoprak yakni Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Dwi Sutjipto (Dirut Pertamina), Basuki Hadimuljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan sejumlah tokoh lain. "Saya jadi (berperan) sebagai pelayan saja. Dalam ketoprak ada abdi dalem, ada punokawan. Jadi pelayan karena fungsinya melayani rakyat. Raja itu rakyat," ujarnya.
 
Pementasan ketoprak guyonan tersebut bakal mengambil latar belakang Kerajaan Majapahit tahun 1367 dengan sejumlah kondisi dan konflik yang mirip terjadi di Indonesia pada saat ini. Ketoprak bakal berlangsung pada 21 Agustus 2016 di Gedung Kesenian Jakarta.  
 
 
teu/dtc/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE