Kamis, 11 Agustus 2016|13:19:16 WIB
RADARRIAUNET.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra dinilai masih bisa ditangani sejauh ini, meskipun ratusan hot spot bermunculan di pulau tersebut. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Saat ini Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih tergolong sedang hingga baik. Tidak ada daerah yang tertutup asap dan memiliki ISPU tercemar. Aktivitas masyarakat dan penerbangan sipil berjalan normal," kata Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya di Jakarta, Senin (8/8/16).
Ia menjelaskan, cuaca yang kian kering telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah. Berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), satelit Modis dengan sensor terra dan aqua mendeteksi sebanyak 232 titik panas.
Sejak Ahad (7/8) sore, sejumlah 159 titik panas pada tingkat kepercayaan sedang (30-79 persen) dan 73 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi (80-100 persen). Sebaran dari 159 hot spot dengan tingkat kepercayaan sedang terdapat di Bengkulu (5 titik), Jambi (4 titik), Jawa Barat (1 titik), dan Kalimantan Barat (7 titik). Kemudian, Kalimantan Tengah (2 titik), Bangka Belitung (27 titik), Lampung (2 titik), dan NAD (2 titik). Riau (27 titik), Sulawesi Tengah (1 titik), Sumatera Barat (12 titik), Sumatera Selatan (39 titik), dan Sumatera Utara (27 titik).
Sebaran 73 hot spot dengan tingkat kepercayaan tinggi terdapat di Jambi (2 titik), Bangka Belitung (10 titik), Riau (18 titik), Sulawesi Selatan (2 titik), Sumatera Barat (5 titik), Sumatera Selatan (14 titik), dan Sumatera Utara (22 titik).
Tingkat kepercayaan sedang berarti, ada potensi terbakar berdasarkan suhu yang terekam di daratan. Sementara, tingkat kepercayaan tinggi menunjukkan wilayah tersebut sedang terbakar. Namun, dia menegaskan, ancaman karhutla masih akan mengancam hingga Oktober mendatang. Pelbagai langkah antisipasi sudah diambil BNPB dan sejumlah instansi terkait.
Sutopo mengungkapkan, pihaknya telah menambah satu unit helikopter 'water bombing' di Riau. Sehingga, di provinsi tersebut kini ada sebanyak tiga helikopter jenis serupa serta satu pesawat yang siap melakukan hujan buatan. Di Sumatera Selatan juga akan digelar hujan buatan. Dua unit helikopter 'water bombing' terus disiagakan.
Adapun operasi darat melibatkan ribuan personil yang secara rutin berpatroli, melakukan pemadaman hingga sosialisasi. “Jadi upaya penanganan karhutla pada tahun ini berjalan dengan baik,” ujarnya.
rtc/fn/radarriaunet.com