Kamis, 20 Agustus 2015|13:34:28 WIB
RADAR TIONGHOA Ritual yang paling populer dan dikenal dari masyarakat Tionghoa antara lain:
Budaya Teh Tionghoa
Minum teh telah menjadi semacam ritual di kalangan masyarakat Tionghoa. Di Tiongkok, budaya minum teh dikenal sejak 3.000 tahun sebelum Masehi (SM). Bahkan, berlanjut di Jepang (1192-1333) oleh pengikut Zen. Minum teh dapat menetralisasi kadar lemak dalam darah, setelah mengonsumsi makanan yang mengandung lemak.
Ceng Beng / Festival Qingming
Adalah ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah ke kuburan sesuai dengan ajaran Khonghucu. Festival Tionghoa ini jatuh pada hari ke 104 setelah titik balik matahari pada musim dingin. Bagi etnis Tionghoa, hari ini merupakan suatu hari untuk mengingat dan menghormati nenek moyang. Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu pusara dan bersembahyang dengan menyajikan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai aksesoris, sebagai persembahan kepada nenek moyang.
Tugas Cia selesai ketika ia menyerahkan bendera tersebut untuk kemudian dikibarkan. Namun terlebih dahulu bersama pasukan delapan ia melaporkan tugasnya usai mengibarkan bendera kepada inspektur upacara. Para hadirin sempat bertepuk tangan meriah setelah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2015 kembali ke tempat dan mereka sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Mungkin selama ini sudah ada beberapa orang yang berasal dari etnis Tionghoa yang berhasil menembus atau terpilih sebagai anggota Paskibraka di Istana Merdeka, atau sebagai anggota Paskibraka di tingkat kota dan propinsi mungkin lebih banyak lagi jumlahnya; namun tanpa mengecilkan peran yang lain, yang bisa membawa baki bendera pusaka pada upacara pengibaran bendera di tingkat Kenegaraan itulah yang sebenarnya merupakan sebuah kehormatan tertinggi.
Maria Felicia Gunawan adalah etnis Tionghoa pertama yang bertugas sebagai pembawa baki bendera selama upacara 17 Agustus di Istana Negara. Gadis yang memiliki tinggi badan 174 cm dan kelahiran Jakarta pada 23 Februari 1999 itu merupakan anak ke 5 dari 6 saudara. Dia memiliki prestasi yang menonjol di sekolahnya; dimana dia pintar dalam berbagai mata pelajaran dan menguasai tiga bahasa asing, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang.
Seperti yang kita telah ketahui bersama dulu pada era Soeharto, partisipasi etnis Tionghoa dalam berbagai acara kegiatan Kenegaraan sangat dibatasi; kita juga dilarang untuk masuk menjadi TNI, Polisi, Aparatur sipil, dsb. Dengan adanya peristiwa hal ini, menandakan bahwa sekarang di Indonesia tidak ada lagi perbedaan suku, agama, ras, antargolongan (SARA); dan kesempatan bagi setiap orang untuk berpartisipasi dalam Kenegaraan sudah terbuka lebar.(infot)