Selasa, 09 Agustus 2016|15:06:30 WIB
RADARRIAUNET.COM - Otoritas Singapura berkomunikasi intens dengan Indonesia usai Densus 88 Antiteror Polri menangkap 6 terduga teroris di Batam, yang merencanakan serangan ke Marina Bay. Sebagai antisipasi, Singapura meningkatkan pengamanan di perbatasan.
"MHA (Kementerian Dalam Negeri) menyadari rencana yang disusun oleh enam terduga teroris yang ditangkap otoritas Indonesia," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura, seperti dilansir media Singapura, Jumat (5/8/2016).
"Badan keamanan kami telah berkoordinasi secara saksama dengan otoritas Indonesia sejak temuan rencana serangan ini, untuk mengawasi aktivitas kelompok tersebut dan menahan siapa saja yang terlibat," imbuh pernyataan itu.
"Kami berterima kasih atas kerja sama yang baik oleh otoritas Indonesia dan aksi mereka menangkap kelompok tersebut," terang MHA.
Sebagai langkah antisipasi, kepolisian dan badan keamanan Singapura meningkatkan pengamanan di dalam wilayah Singapura, maupun di perbatasan. "Perkembangan ini menyoroti betapa seriusnya ancaman terorisme kepada Singapura," tegas MHA dalam pernyataannya.
"Publik disarankan untuk tetap waspada," tutup pernyataan MHA itu.
Singapura yang penduduknya terdiri atas berbagai etnis berbeda, selama ini memiliki citra sebagai salah satu negara teraman di dunia dan belum pernah mengalami serangan teror.
Pada Jumat (5/8) pagi, Densus 88 menangkap 6 orang terduga teroris kelompok KGR alias Katibah Gigih Rahmat di wilayah Batam, Kepulauan Riau. Kelompok ini terkait dengan jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta dan juga Bahrun Naim. Dituturkan Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, bahwa kelompok terduga teroris ini pernah merencanakan untuk meluncurkan roket dari Batam dengan tujuan Marina Bay Singapura.
dtc/fn/radarriaunet.com