Sabtu, 30 Juli 2016|08:32:58 WIB
RADARRIAUNET.COM - Setelah resmi memilih untuk menggunakan kendaraan partai politik, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama kini mengambil ancang-ancang untuk persiapan kampanye sekaligus pemenangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.
Agar tak sia-sia, Ahok—sapaan Basuki, meminta kepada warga Jakarta yang sudah mengumpulkan KTP untuk menjadi saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat pilkada berlangsung.
"Jadi sekarang saya minta Teman Ahok nanti diblast. Saya mau tahu, dari satu juta ini kalau diblast, ada berapa yang mau jadi saksi di TPS," kata Basuki yang akrab disapa Ahok, di Balai Kota, Jakarta, Jumat (29/7).
Saksi saat pilkada akan mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Ahok menawarkan akan menyediakan makan namun tidak untuk transportasi.
Saat sudah resmi menjadi calon gubernur, Ahok akan menyiapkan rekening khusus untuk kampanye. Dia akan meminta pendukung dari yang sudah mengumpulkan satu juta KTP melalui Teman Ahok, untuk ikhlas menyumbang dana kampanye.
Tak hanya dari dalam negeri, bahkan Ahok sudah mendapatkan tawaran dana dari orang Indonesia di Belanda. Ahok mengatakan, dia akan memastikan kewarganegaraan orang tersebut lebih dulu lantaran dana kampanye tak boleh berasal dari orang asing.
"Rp10 ribu juga enggak apa, syukur-syukur Rp50 ribu. Kalau Rp50 ribu kan Rp50 miliar tapi kalau lebih banyak nyumbang bisa juga. Kalau nyumbang Rp50 juta dia sudah mewakili 1.000 orang," tutur Ahok.
Cara lain mengumpulkan dana kampanye, lanjut Ahok, adalah dengan menjual merchandise berlambang Teman Ahok di seluruh Indonesia. Dia juga menyebut bersedia datang untuk menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan.
Ahok menilai cara ini dapat menjadi contoh pagi kepala daerah di Indonesia agar tak selalu mengemis kepada partai politik.
Ahok meninggalkan satu juta KTP yang sudah dikumpulkan oleh Teman Ahok untuk maju sebagai calon independen. Ahok memilih diusung oleh tiga partai politik, yakni Hanura, NasDem, dan Golkar dengan alasan harus menghargai partai politik tersebut.
Ahok mengklaim partai politik itu tak menyaratkan apapun memberikan sokongan untuknya.
Pilihan Ahok menggunakan jalur partai politik memicu kekecewaan mereka yang sudah mengumpulkan KTP. Kekecawaan itu terlihat melalui tanda pagar (tagar) di media sosial dengan #BalikinKTPGue.
Ahok mengaku tak keberatan dengan yang ditulis orang-orang tersebut. Kendati demikian, dia berkelit dan menyebut bahwa orang-orang tersebut tak memberikan KTP melainkan hanya fotocopy saja.
"Orang juga memang kasih KTP? Bukan kasih KTP kan, cuma kasih form. KTP masih di rumah dia kok, apa yang mesti dibalikin? Dari dulu juga dibalikin, fotocopy doang kan," tutur Ahok.
cnn/radarriaunet.com