RADARRIAUNET.COM - Bila musim penghujan becek, musim panas berlubang dan berdebu, itulah potret jalan Nasional Tembilahan-Tempuling. Sudah sekian lama, kondisi jalan tersebut belum juga tersentuh pembangunan.
Akibat dari itu, pedagang yang awalnya membuka usaha di sepanjang jalan tersebut harus mengalami penurunan pendapatan yang drastis, bahkan sudah ada yang memilih berhenti berdagang di lokasi tersebut.
Salah satu pedagang yang sampai saat ini masih betah berjualan di tempat itu adalah Sani, pedagang jagung bakar di daerah parit 1 Tembilahan itu masih berjualan meskipun tidak seperti dulu lagi. ''Biasanya banyak pengunjung terutama di sore hari, kalau sekarang karena debu yang tebal, sore tidak bisa jualan lagi,'' ceritanya.
Berjualan pun, diceritakannya hanya bisa malam hari, itupun dikatakannya pengunjung tidak seperti ketika jalan masih bagus dan belum di timbun batu. ''Malam saja bisa jualan, itupun sedikit yang datang,'' lanjutnya.
Ia mengatakan tetap bertahan berjualan dikarenakan tidak tahu lagi ingin melakukan usaha apa untuk menyambung hidup. ''Ya mau bagaimana lagi, bisa lepas makan hari-hari sudah syukur, walaupun setiap sore harus nyiram jalan pakai air,'' sebutnya.
Kisah kondisi jalan yang tidak layak di Tembilahan memang tidak ada habisnya, tidak hanya jalan berstatus Nasional, jalan provinsi juga masih banyak yang kondisinya memprihatinkan seperti jalan Teluk Pinang dan Pulau Kijang.
teu/grc/radarriaunet.com