Herman Sani Tinggalkan Masalah di Disdik Bengkalis
Jumat, 14 Agustus 2015|15:33:47 WIB
BENGKALIS (RRN) - Empat tahun menjabat sebagai kepala dinas pendidikan (Disdik) Bengkalis sejak tahun 2011 lalu pasca kalah di Pilkada Rohil, kinerja Herman Sani sebagai Kadisdik Bengkalis dinilai sejumlah kalangan tidak memuaskan. Malahan ditengarai yang bersangkutan meninggalkan sejumlah masalah dalam membangun dunia pendidikan di Bengkalis.
Seperti disampaikan Abdul Rahman S, pemerhati dari BAK-LIPUN Bengkalis, bahwa empat tahun menjabat Kadisdik, program menjadikan Bengkalis "Kota Pendidikan" masih jauh dari harapan.
Bahkan ia menilai, jabatan Kadisdik yang diemban Herman Sani selama empat tahun tidak lain karena kedekatan dengan bupati ketika itu Herliyan Saleh. Akibatnya, program pendidikan yang setiap tahun menyedot 20 persen anggaran dari APBD Bengkalis tidak jelas muaranya sama sekali.
"Setelah empat tahun menjabat Kadisdik, apa yang dilakukan seorang Herman Sani justru sekarang menimbukan sejumlah masalah di Disdik Bengkalis. Ia membangun "rezim" di Disdik dengan menempatkan orang-orang dia di jabatan strategis, bahkan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk mengatur lelang paket di Disdik Bengkalis, belum lagi sejumlah pembangunan sekolah yang terbengkalai saat ini," ungkap Abdul Rahman, Kamis (13/8/2015).
Dikatakan, jabatan Disdik yang diemban Herman Sani tidak lain karena faktor KKN dengan Herliyan Saleh. Kemudian selaku kepala dinas ia terkesan berbuat sesuka hati dalam memimpin Disdik, termasuk menempatkan orang-orang yang tidak layak sama sekali di posisi strategis, termasuk menjadi panitia lelang sampai tiga tahun berturut-turut.
"Setelah empat tahun menjabat, sekarang malahan Herman Sani ikut Pilkada di Kabupaten Rokan Hilir sebagai calon bupati, setelah kalah pada tahun 2011 lalu dari Anas Maamun. Jadi motivasi ia ke Bengkalis menjabat Kadisdik tidak lain untuk kepentingan Pilkada di Rohil, bukan membangun atau memajukan dunia pendidikan di Negeri Junjungan ini," kata Abdul lagi.
Sejumlah masalah yang masih hingga di Disdik menurut Abdul antara lain, program Bengkalis Kota Pendidikan sama sekali masih jauh dari target. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) di sektor pendidikan malah mengalami kemunduran baik siswa maupun guru, dan sejumlah proyek pembangunan sekolah-sekolah yang terbengkalai. "Contohnya pembangunan SMK Penerbangan di Sungai Pakning baru sebatas pondasi. Kegagalan mendapatkan izin Kementerian Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk membangun Politeknik Kesehatan (Poltekes) di Bengkalis serta Politeknik Maritim yang tak jelas ujung pangkalnya," tambah Abdul.
Terpisah, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Bengkalis M Fachrorozi Agam juga menyorot sejumlah proyek terbengkalai yang ditinggalkan begitu saja oleh Herman Sani saat ini. Seharusnya Disdik tetap menjalankan progress mereka tahun 2015 ini, bukan malahan dilakukan pembiaran dan pergi meninggakan persoalan pembangunan dunia pendidikan.
"Saya melihat banyak keganjilan dalam pembangunan dunia pendidikan di Bengkalis dalam lima tahun belakangan, mulai dari peningkatan SDM, sarana dan prasarana. Seperti pembangunan SDN 06 dan SDN 48 di kecamatan Bengkalis yang masih terbengkalai, sepertinya tidak dilanjutkan tahun ini. Juga pembangunan SMPN 4 Bengkalis, atau sekolah unggul baru sebatas konstruksi dasar," kata Agam menambahkan.
Di kalangan kepala SKPD Bengkalis, Herman Sani termasuk pejabat fenomenal. Ia berkawan dekat dengan Bupati Herliyan Saleh. Buktinya, Herliyan Saleh lebih memilih jabatan Kadis Pendidikan Bengkalis kosong berbulan-bulan hanya untuk menunggu Herman Sani menyelesaikan Pilkada di Rohil. Setelah leluasa berkuasa di Disdik Bengkalis empat tahun, Herman Sani kembali ikut Pilkada di Rohil tahun 2015 ini. (teu/hrc)
Berita Terkait